Puisi: Hanya Dia yang Maha (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Puisi "Hanya Dia yang Maha" karya Rachmat Djoko Pradopo mengingatkan pembaca bahwa Allah adalah pencipta semesta, termasuk manusia di dunia.
Hanya Dia yang Maha


yang penting adalah Tuhan
yang utama adalah Allah
yang lain boleh tak digubris
bahkan, agama tak perlu
asal selalu ingat kepada Tuhan
selalu beriman pada Allah
maka, yang lain boleh ditinggalkan

agama dan peribadatan
cuma untuk umum
orang biasa
supaya tetap jadi orang baik
atau untuk menjadi orang baik

maka, bagi mereka yang telah terlanjur baik
yang penting selalu ingat kepada Tuhan
selalu taqwa kepada Allah
entah bagaimana caranya
yang penting ingat dan berbakti kepada Allah
yang telah mencipta semesta
termasuk manusia di dunia

Tuhan cukup sekali bersabda,
“Kun!” fa yakun!
“Jadi” maka jadilah
semua yang dikehendaki-Nya
yang penting adalah Tuhan
yang utama adalah Allah
yang lain boleh ditinggalkan
yang lain boleh tak dikenang!


Sumber: Tidur Tanpa Mimpi (2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Hanya Dia yang Maha" karya Rachmat Djoko Pradopo adalah sebuah karya yang mencerminkan pandangan tentang agama dan spiritualitas yang sangat pribadi.

Keagungan Tuhan: Puisi ini memberikan penekanan yang kuat pada konsep hanya Tuhan yang Maha dan Utama. Penyair menekankan bahwa semua yang lain adalah sekunder dan bisa ditinggalkan, tetapi Tuhan adalah hal yang paling penting dalam eksistensi manusia. Puisi ini mencerminkan pandangan keagungan Tuhan dalam pandangan penyair.

Agama sebagai Sarana: Penyair menggambarkan agama dan peribadatan sebagai sarana atau alat untuk mencapai kebaikan dan moralitas. Baginya, agama adalah suatu cara untuk membuat orang tetap baik atau untuk menjadi orang yang baik. Ini mencerminkan pemahaman bahwa agama seharusnya tidak hanya berfokus pada peraturan dan ritual, tetapi juga pada pengembangan spiritualitas dan moralitas individu.

Taqwa dan Kebaktian: Penyair menekankan pentingnya taqwa (ketaatan kepada Tuhan) dan berbakti kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari. Ini menggambarkan pandangan bahwa hubungan pribadi dengan Tuhan adalah hal yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Tidak ada aturan atau peraturan agama yang harus diikuti, tetapi yang terpenting adalah menjaga kesadaran akan Allah dalam setiap tindakan dan pikiran.

Penciptaan Semesta: Penyair mengingatkan pembaca bahwa Allah adalah pencipta semesta, termasuk manusia di dunia. Ini adalah pengingat akan kebesaran Allah dan pentingnya menghormati-Nya.

Bahasa Sederhana: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas untuk menyampaikan pesan-pesannya. Tidak ada penggunaan kata-kata yang rumit atau metafora yang kompleks. Ini membuat pesan dalam puisi ini lebih mudah diakses oleh pembaca.

Puisi "Hanya Dia yang Maha" adalah karya yang menggambarkan pandangan pribadi penyair tentang spiritualitas dan hubungan dengan Tuhan. Puisi ini menekankan moralitas dan pentingnya menjaga kesadaran akan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi Rachmat Djoko Pradopo
Puisi: Hanya Dia yang Maha
Karya: Rachmat Djoko Pradopo

Biodata Rachmat Djoko Pradopo:
  • Rachmat Djoko Pradopo lahir pada tanggal 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah.
  • Rachmat Djoko Pradopo adalah salah satu Sastrawan Angkatan '80.
© Sepenuhnya. All rights reserved.