Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi Rachmat Djoko Pradopo

Puisi: Matahari Segi Empat (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Matahari Segi Empat Kata-katamu segi empat seperti matahari Aku yang mendengarkannya cuma bias terganga Tapi apakah yang lebih b…

Puisi: Tidur Tanpa Mimpi (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Tidur Tanpa Mimpi tidur tanpa mimpi alangkah nikmatnya ketika bangun rasanya ringan tanpa beban mati itu seperti tidur yang tanpa mimpi yang ada Cuma…

Puisi: Alam telah Mengucap Syahadat (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Alam telah Mengucap Syahadat alam telah mengucap syahadat dan bersujud di bumi Tuhan dengan khusuk dan tulus ketika hujan pertama deras menyi…

Puisi: Kami Terpaksa Mengkafani Harapan (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Kami Terpaksa Mengkafani Harapan Kami terpaksa kini mengkafani harapan karena angin pun mogok makan dan kemudian menjadi mayat t…

Puisi: Sebelum Matahari Tenggelam (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Sebelum Matahari Tenggelam masih bisakah kutunda perjalanan ini sementara matahari tenggelam di pantai Kuta sementara orang-oran…

Puisi: Jangan Aku Disuruh Diam (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Jangan Aku Disuruh Diam barangkali jalan aspal bakal jadi alas kaparan tubuhku dan darah yang menggenang air suci penghabisan kan hilang dari pandang…

Puisi: Hanya Dia yang Maha (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Hanya Dia yang Maha yang penting adalah Tuhan yang utama adalah Allah yang lain boleh tak digubris bahkan, agama tak perlu …

Puisi: Waktu Sujud (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Waktu Sujud Tuhan, Cuma sujud ini yang bisa kutancapkan depan-Mu (tapi aku tak tahu mana yang depan mana belakang bagi-Mu) Tuhanku, aku datang pada-M…

Puisi: Semua Kan Sampai (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Semua Kan Sampai detik demi detik menitik semua kan larut di ujung waktu penantian yang meruang penantianku yang mewaktu tinggalkan semua kan tiba pa…

Puisi: Sebelum dan Sesudah (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Sebelum dan Sesudah sesudah pagi sebelum senja merentang napas kita sebelum kerja dan sesudahnya kita berdoa itulah arti napas kita sesudah lonceng b…

Puisi: Ketika Kuucap Syahadat (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Ketika Kuucap Syahadat ketika kuucap dua kalimat syahadat tak seorang menyaksikan kecuali Allah sendiri dengarkan aneh, tak seorang mendekat bahkan y…

Puisi: Ketika Angin Mengangkut Dingin Laut (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Ketika Angin Mengangkut Dingin Laut angin mengangkut dingin laut dingin hujan dionggokkan di tengah jalan orang-orang menggigil mencari keha…
© Sepenuhnya. All rights reserved.