Puisi: Hujan di Kotaku (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Hujan di Kotaku" karya Aspar Paturusi menggambarkan suasana hati yang terasa sendirian dan terisolasi dalam konteks hujan yang terus ...
Hujan di Kotaku


tak henti hujan deras melanda kotaku
seakan tubuhku basah kuyup diguyur air
aku tak bisa jauh mengayunkan langkah
bagaikan tergusur dari segala kenangan

di antara curahan hujan aku mencarimu
siapa tahu kau sedang berada di jalanan
tengah mencari rumah sahabat lamamu
seperti kualami kau tak menemukannya

biarkan saja tinggal wajahnya ada di hati
tinggal jejak kaki tersisa di gang-gang kota

saudaraku,
ketika kota dibasuh hujan
aku merasa sendirian


Makassar, 28 Desember 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Hujan di Kotaku" karya Aspar Paturusi menggambarkan suasana hati yang terasa sendirian dan terisolasi dalam konteks hujan yang terus menerus turun di kota.

Motif Hujan: Hujan menjadi elemen sentral dalam puisi ini, yang menggambarkan cuaca buruk dan terus menerus yang mempengaruhi suasana hati dan perasaan penyair. Hujan, dalam puisi ini, menciptakan kesan kesepian dan ketidaknyamanan.

Ketidaknyamanan dan Kesepian: Penyair merasakan ketidaknyamanan dan kesepian yang mendalam selama hujan yang terus menerus. Ini menciptakan nuansa kekosongan dan perasaan sendirian di dalam dirinya. Perasaan ini tercermin dalam upaya penyair mencari seseorang atau mencari sesuatu yang tampaknya hilang.

Pencarian Identitas: Penyair mencoba untuk menemukan orang atau jejak yang hilang di tengah hujan. Hal ini bisa diartikan sebagai metafora untuk pencarian identitas diri yang mungkin terhilang atau mengalami perubahan.

Kekasih atau Sahabat yang Hilang: Ada nada kesedihan dalam upaya penyair untuk mencari seseorang yang mungkin telah hilang. Kemungkinan ini bisa menjadi sosok kekasih atau sahabat yang telah berpisah, yang menambah lapisan kesepian dalam puisi ini.

Jejak dan Kenangan: Puisi ini mengekspresikan gagasan tentang jejak-jejak kenangan yang tertinggal di antara hujan, seperti "tinggal jejak kaki tersisa di gang-gang kota." Ini menggambarkan bahwa kenangan tidak sepenuhnya hilang meskipun waktu telah berlalu.

Isolasi: Kesepian dan isolasi adalah tema yang sangat terasa dalam puisi ini. Penyair merasa terasing dari kota dan orang-orang di sekitarnya, seakan-akan terhanyut dalam perasaan sendirian oleh hujan yang terus menerus.

Puisi "Hujan di Kotaku" menciptakan gambaran yang sangat kuat tentang perasaan ketidaknyamanan, kesepian, dan pencarian yang mendalam dalam suasana hujan yang terus menerus. Ini adalah gambaran yang sangat puitis tentang perasaan manusia dan bagaimana alam dapat mencerminkan dan memengaruhi perasaan kita.

Aspar Paturusi
Puisi: Hujan di Kotaku
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.