Puisi: Jumpa dan Pisah (Karya Fridolin Ukur)

Puisi: Jumpa dan Pisah Karya: Fridolin Ukur
Jumpa dan Pisah


Sebelum tiba di detik ini
berapa purnama telah kita lewati
menghitung awal fajar
menjumlah tepi senja;

        ketika kelakar bernada tawa
        ketika tengkar bersuhu amarah
        menjalin riwayat
        menganyam kisah
        kembara kita bersama:
        semea - negeri enam
        tak usah risau!

Antara jumpa dan pisah tiada jarak
hanya sebuah gerak,
hanya sebuah detik
di perjalanan panjang
kembara kita bersama

        sebelum usai semua ini
        sebelum pamit sedih terucap
        ada pinta tersendat di dada:
        bila esok jalan ini akan terpisah
        jejari jemari
        tak lagi tergenggam mesra,
        simpanlah putihnya melati
        rangkailah merahnya mawar
        dalam kenang persahabatan
        keakraban kita yang tak pernah kusut


Hotel Genggong, 7 Mei 1986

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Jumpa dan Pisah" karya Fridolin Ukur adalah:
  1. Refleksi waktu yang telah dilalui: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan sejumlah purnama atau bulan yang telah dilewati bersama. Ini menggambarkan perjalanan waktu yang telah dijalani bersama dan menghitung momen-momen dari fajar hingga senja.
  2. Hubungan antara kelakar dan tengkar: Puisi ini menyebutkan momen-momen kelakar yang penuh tawa dan tengkar yang penuh amarah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam perjalanan bersama, terdapat berbagai macam pengalaman dan emosi yang saling mengikat dan membentuk riwayat dan kisah bersama.
  3. Penggambaran perjalanan bersama: Puisi ini menggunakan metafora "kembara kita bersama" untuk menggambarkan perjalanan panjang dan berliku yang telah dilalui bersama. Metafora ini menggambarkan pengalaman hidup dan petualangan yang dijalani bersama.
  4. Antara jumpa dan pisah: Puisi ini menyatakan bahwa antara jumpa dan pisah tidak ada jarak yang terlalu besar. Hanya ada gerak dan detik yang memisahkan keduanya. Ini menggambarkan bahwa meskipun ada perpisahan, tetapi persahabatan dan keakraban akan tetap terjalin meskipun dalam bentuk yang berbeda.
  5. Kenangan persahabatan yang indah: Puisi ini mengajak untuk menyimpan kenangan persahabatan yang berharga. Pesan ini tergambar dalam simbolisasi putihnya melati dan merahnya mawar, yang melambangkan kebersamaan dan keindahan persahabatan yang tak akan pernah pudar.
Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan, perjalanan, dan kebersamaan dalam persahabatan yang penuh makna dan kenangan yang indah.

Puisi: Jumpa dan Pisah
Puisi: Jumpa dan Pisah
Karya: Fridolin Ukur

Biodata Fridolin Ukur:
  • Fridolin Ukur lahir di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah, pada tanggal 5 April 1930.
  • Fridolin Ukur meninggal di Jakarta, pada tanggal 26 Juni 2003 (pada umur 73 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.