Puisi: Kota Kelahiran (Karya Saini KM)

Puisi "Kota Kelahiran" menggambarkan kedalaman rasa kebersamaan, nostalgia, dan keterikatan emosional seseorang terhadap kota tempat ia dilahirkan.
Kota Kelahiran

Menghimbau kotaku di dasar hijau lembahmu
Dinafasi angin di dua musim
Ketika fajar berlinang embun
Dan gugur bunga-bunga kemarau.

Berapa banyak di sana bulan jatuh ke kali
Terapung dalam alir rindu kita
Surat-surat terlambat atas rentangan rel kereta
Jendela yang senantiasa terbuka ke arah masa lalu.

Berapa banyak di sini hujan menguyupkan hatiku
Dan malam lewat atas pelupuk mata terbuka
Jalan panjang merangkai tahun ke tahun
Di likunya wajah-wajah berdesak menyuruki sepi.

1960

Sumber: Nyanyian Tanah Air (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Kota Kelahiran" karya Saini KM adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kedalaman rasa kebersamaan, nostalgia, dan hubungan emosional seseorang terhadap kota tempat kelahirannya.

Nostalgia dan Rasa Kehadiran: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana nostalgia yang mendalam terhadap kota kelahiran sang penyair. Langgam puisi yang lembut dan deskripsi alam yang indah menghantarkan pembaca untuk merasakan kehadiran kota dengan intensitas emosi yang kuat. Rasa kebersamaan dengan kota kelahiran tercermin dalam setiap baris puisi, membawa pembaca untuk merenung tentang arti tempat asal dalam perjalanan hidup seseorang.

Simbolisme Alam dan Musim: Penyair menggunakan gambaran alam dan musim sebagai simbol perjalanan waktu dan perubahan yang tak terelakkan. Embun fajar, gugur bunga-bunga kemarau, dan hujan yang menguyupkan hati menjadi lambang dari siklus kehidupan yang melingkupi kota kelahiran. Hal ini menggambarkan bahwa meskipun waktu terus berlalu, ikatan emosional terhadap kota kelahiran tetap abadi.

Keterkaitan dengan Sejarah dan Masa Lalu: Puisi ini juga menyoroti hubungan yang erat antara kota kelahiran dengan sejarah dan masa lalu individu. Dengan menyebutkan rentangan rel kereta, jendela yang terbuka ke arah masa lalu, dan jalan panjang merangkai tahun ke tahun, penyair menggambarkan bagaimana setiap sudut kota dipenuhi dengan jejak-jejak waktu dan ingatan pribadi.

Perjalanan Emosional dan Spiritual: Dalam puisi ini, pembaca dibawa dalam perjalanan emosional dan spiritual yang mendalam. Proses merenung tentang kota kelahiran tidak hanya mengundang kenangan masa lalu, tetapi juga menuntun pada pemahaman diri yang lebih dalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk menyelami makna kebersamaan dengan kota kelahiran sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas dan perjalanan hidup seseorang.

Puisi "Kota Kelahiran" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kedalaman rasa kebersamaan, nostalgia, dan keterikatan emosional seseorang terhadap kota tempat ia dilahirkan. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan gambaran alam yang kuat, Saini KM berhasil menghadirkan suasana yang memikat dan membuai pembaca. Puisi ini tidak hanya menggambarkan kota kelahiran secara fisik, tetapi juga mengungkapkan kekayaan emosional dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, "Kota Kelahiran" menjadi sebuah perenungan tentang arti kebersamaan, identitas, dan perjalanan hidup yang melekat pada kota tempat kita berasal.

Puisi Saini KM
Puisi: Kota Kelahiran
Karya: Saini KM

Biodata Saini KM:
  • Nama lengkap Saini KM adalah Saini Karnamisastra.
  • Saini KM lahir pada tanggal 16 Juni 1938 di Kampung Gending, Desa Kota Kulon, Sumedang, Jawa Barat.
  • Saini KM dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.