Pagi
Pagi
seperti biasa
dimulai dengan matahari,
yang menggusur malam
ke sudut jantung kehidupan.
Tak terbicarakan selama
hibuk berlangsung,
juga galau,
juga rindu,
tersimpan di laci hati.
Maka
jangan kau kaget
justru pisau menancap dada
di siang benderang
dan orang mencoba menyidik jejak
tatkala matahari kembali
menyerahkan mandat kepada malam,
dan dialog adalah gumam,
dan bisik-bisik daun.
Tetapi,
biarlah pagi ini
jangan dikotori bayangan malam.
Selamat pagi, sayang!
1984
Puisi: Pagi
Karya: Bakdi Soemanto
Catatan:
- Prof. Dr. C. Soebakdi Soemanto, S.U.
- Bakdi Soemanto lahir di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 29 Oktober 1941.
- Bakdi Soemanto meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun)
Baca juga: Puisi Menyentuh Hati