Puisi: Perjanjian (Karya Mansur Samin)

Puisi "Perjanjian" karya Mansur Samin adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema perjanjian antara manusia dengan alam atau kekuatan .....
Perjanjian



Jika gerimis menggelap cakrawala
turun kilat seakan mencekau pundak kita
saru raja: Aku cucu Kiyai Ageng Sela
pernah mengusirmu kembali ke asal mula!

Begitu pesan leluhur Jawa sebelah utara
jika si petir akan membinasa apa yang ada

Suatu pagi awan bersih
Ki Ageng Sela memacul di sawah
tiba-tiba mendesing segumpal api
mencari mangsa
apa yang ada
asal mengandung nyawa

Sekali loncat ke utara
telah di puncak bukit Ageng Sela
memburu mencekau si petir di pundaknya
dengan tendangan gaib
gemuruh menggegar bumi
berasap hitam kental
hutan gunung jadi terbakar

Asap meronta berlari ke tenggara
melayang lagi ke pundak Ageng Sela
dengan mantera tolak bala
maka
jambul api dan gasing berlaga
sama perkasa

Oleh sakti mantera
tertawan pembuat huru-hara
digiring ke mesjid Demak
akan dipenjarakan sepanjang masa

Setelah berbulan dipenjara
suatu pagi yang bening
dari jauh muncul sesosok manusia
mendekati mesjid
sujud ke depan Ageng Sela:
Mohon dilepaskan suami kami si petir
sebab apa dia tak kembali ke langit?

Itu siang
tercapai perjanjian:
Si petir dan isteri
boleh kembali ke singgasana di langit
dengan syarat
jangan diganggu setiap cucu Kiyai Ageng Sela
jangan coba bikin huru-hara di dunia

Janji pun dipasang
disaksikan bumi dan mentari siang
sepasang petir dilepaskan
kembali ke kayangan

Damailah manusia sepanjang kala
kerna kesaktian Kiyai Ageng Sela
damailah cucu di mayapada
kerna si petir dihalau ke asal mula.


Sumber: Sontanglelo (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Perjanjian" karya Mansur Samin adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema perjanjian antara manusia dengan alam atau kekuatan gaib. Melalui bahasa yang kuat dan imaji yang kaya, penyair menceritakan legenda atau cerita rakyat Jawa yang melibatkan Ki Ageng Sela dan petir sebagai simbol kekuatan alam. Mari kita analisis lebih dalam tentang makna dan pesan yang terkandung dalam puisi ini.

Konflik Antara Manusia dan Alam: Puisi ini membuka dengan gambaran gerimis yang menggelapkan cakrawala dan kilat yang mengejutkan. Hal ini mencerminkan konflik antara manusia dengan kekuatan alam, yang dapat menjadi ancaman bagi kehidupan manusia.

Legenda Ki Ageng Sela: Puisi ini menyajikan cerita legenda tentang Ki Ageng Sela, seorang leluhur Jawa. Pesan dari leluhur tersebut adalah agar petir, yang dipersonifikasikan sebagai "si petir," dikembalikan ke asal mula jika akan membinasa apa yang ada.

3. Pertempuran dengan Si Petir:
Ki Ageng Sela memacul di sawah dan berhadapan dengan si petir, yang merupakan representasi dari pertempuran antara manusia dengan alam atau kekuatan gaib. Pertempuran ini diiringi dengan adegan epik, seperti gemuruh yang menggegar bumi dan hutan gunung yang terbakar.

Perjanjian Damai: Setelah pertempuran, si petir tertawan dan dipenjarakan di mesjid Demak. Namun, suatu pagi, seorang wanita muncul dan memohon agar si petir dilepaskan. Akhirnya, tercapai perjanjian damai di mana si petir dan isterinya boleh kembali ke langit dengan syarat tidak mengganggu cucu Kiyai Ageng Sela atau menciptakan huru-hara di dunia.

Damai Selamanya: Dengan berakhirnya pertempuran dan terbentuknya perjanjian, damailah manusia sepanjang kala berkat kesaktian Ki Ageng Sela dan perjanjian tersebut. Demikian pula, damailah cucu-cucu di mayapada karena si petir dihalau ke asal mula, sehingga tidak lagi mengancam dunia.

Puisi "Perjanjian" karya Mansur Samin adalah sebuah karya sastra yang mengisahkan legenda atau cerita rakyat Jawa tentang pertempuran dan perjanjian antara manusia dengan kekuatan alam, yang diwakili oleh Ki Ageng Sela dan si petir. Puisi ini menampilkan gambaran epik pertempuran dan damai serta menggambarkan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam dan menghormati kekuatan-kekuatan gaib. Penggunaan bahasa dan imaji yang kuat memberikan nuansa kaya dan menarik pada puisi ini, serta menyampaikan pesan tentang kearifan lokal dan hubungan manusia dengan alam.


Mansur Samin - Horison
Puisi: Perjanjian
Karya: Mansur Samin

Biodata Mansur Samin:
  • Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
  • Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
  • Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
  • Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
  • Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.