Puisi: Sajak Senja (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Sajak Senja" karya Bakdi Soemanto menggambarkan momen-momen intim dalam suasana senja. Melalui visualisasi yang kuat, perasaan mendalam, ....
Sajak Senja


Kereta api dan rel terasa keras
dan dingin di tanganku.
Matahari lepas pandang
dan ujung petang menyentuhkan jari kaki
pada dinding jantungku.
Aku memandangmu.
Dan tatkala kereta api bergerak,
kata selamat jalan tetap tak terucapkan.
Barangkali
Pertemuan
dan
Perpisahan ini
lebih dari kata-kata.
Aku menghapus air mata
di dalam gelap.
Dan rel yang panjang itu
sesekali memantulkan cahya neon,
aku teringat
hiasan putih di blouse-mu yang biru pekat.


Sumber: Kata (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Senja" karya Bakdi Soemanto adalah sebuah karya sastra yang merangkum momen-momen intim dalam suasana senja. Melalui penggambaran kereta api, matahari terbenam, dan perasaan dalam diri penyair, puisi ini menyajikan gambaran perasaan dan makna yang mendasarinya.

Visualisasi dan Atmosfer: Puisi ini memulai dengan penggambaran fisik kereta api dan rel yang dirasakan keras dan dingin oleh penyair. Ini menciptakan atmosfer yang nyata dan memberikan pengalaman sensorik kepada pembaca. Penggunaan visualisasi ini membantu membangun suasana puisi dan membawa pembaca lebih dalam ke dalam pengalaman penyair.

Senja dan Perasaan: Penyair menggambarkan matahari yang meredup dan ujung petang yang menyentuhkan jari kaki pada dinding jantungnya. Ini menciptakan gambaran visual senja dan memberi nuansa perasaan yang mendalam. Senja sering kali dikaitkan dengan perasaan nostalgia, introspeksi, dan pemikiran mendalam.

Kereta Api Sebagai Metafora: Kereta api dalam puisi ini dapat diartikan sebagai lambang perjalanan hidup dan perubahan. Kereta api yang bergerak menggambarkan perubahan yang tak terhindarkan dalam hidup. Kereta api yang meninggalkan relasi kereta dan bergerak maju melambangkan keadaan menyusuri waktu menuju masa depan yang tak pasti.

Pertemuan dan Perpisahan: Puisi ini menciptakan perasaan pertemuan dan perpisahan yang rumit dan mendalam. Penyair merenungkan bahwa momen pertemuan dan perpisahan mungkin memiliki makna yang lebih dalam daripada kata-kata yang diucapkan. Ini menggambarkan bahwa beberapa momen dalam kehidupan tidak bisa diungkapkan sepenuhnya dengan kata-kata.

Kesendirian dan Kehilangan: Penyair menghapus air mata di dalam gelap, menggambarkan momen kesendirian dan kehilangan. Ada perasaan yang dalam dan merenungkan dalam tindakan ini, yang mengungkapkan kerentanan dan kepekaan batin penyair terhadap situasi yang terjadi.

Ingatan yang Indah: Puisi ini menciptakan kembali kenangan indah dengan menyebutkan hiasan putih di blouse berwarna biru pekat. Ini menggambarkan cara penyair menghubungkan kenangan dengan objek fisik dan menyiratkan bahwa kenangan ini begitu berkesan sehingga bahkan hal-hal kecil dapat membangkitkannya.

Puisi "Sajak Senja" karya Bakdi Soemanto adalah sebuah karya yang menggambarkan momen-momen intim dalam suasana senja. Melalui visualisasi yang kuat, perasaan mendalam, dan simbolisme yang halus, puisi ini menyajikan refleksi tentang pertemuan, perpisahan, kesendirian, dan keindahan dalam kehidupan.

Bakdi Soemanto
Puisi: Sajak Senja
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.