Puisi: UPA (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "UPA" karya Bakdi Soemanto menyampaikan pesan tentang kesederhanaan dan ironi dalam kehidupan manusia. Melalui tokoh Mas Sarsadi yang tak ....
UPA
pamit ke USA


Tiba-tiba
Mas Sarsadi merasa dirinya
Sebutir nasi:
Upa sebutannya

Aku ini upa
Aku ini upa
Aku tak takut nuklir
Hanya takut ayam
Nanti saya dithothol
Aku tak takut tank
Aku tak takut panser
Aku tak takut bazooka
Aku tak takut metraliyur
Hanya takut ayam
Nanti saya dithothol

Hidup kita adalah upa
Tak usah nuklir,
Tak usah tank
Tak usah panser
Tak usah bazooka
Tak usah mitraliur
Cukup seekor ayam kecil: kuthuk
Menothol upa
Tamatlah kita

Begitu sederhana
Begitu nrima
Begitu lega-lila
Dan begitu konyol

Kadisobo, 1985

Analisis Puisi:
Puisi "UPA" karya Bakdi Soemanto adalah sebuah karya sastra yang menampilkan nuansa ironi dan sindiran terhadap situasi politik dan keadaan sosial pada masa tertentu. Puisi ini menggunakan bahasa sederhana dan repetisi untuk mengungkapkan pesan filosofisnya.

Sederhana dan Konyol: Puisi ini memulai dengan gambaran seorang pria bernama Mas Sarsadi yang merasa dirinya "Sebutir nasi: Upa sebutannya." Gambaran sederhana ini mengarahkan perhatian pada tema utama puisi, yaitu sederhana dan konyolnya kehidupan manusia.

Sikap dan Keberanian: Penekanan pada kata "upa" yang diulang-ulang memperlihatkan bahwa tokoh dalam puisi ini memiliki sikap dan keberanian yang kuat. Ia mengatakan bahwa ia tak takut terhadap senjata-senjata mematikan seperti nuklir, tank, panser, dan lainnya. Namun, ia mengungkapkan ketakutannya terhadap sesuatu yang sangat sederhana, yaitu "ayam."

Simbol Ayam: Ayam dalam puisi ini bukanlah semata-mata hewan, tetapi juga memiliki makna simbolis. Ayam digunakan sebagai metafora untuk mengejek kebijakan dan konflik militer yang besar-besaran. Kekuatan senjata dan teknologi canggih seperti nuklir dan tank bisa dianggap sepele jika dibandingkan dengan "seekor ayam kecil" yang mewakili akibat dari kebijakan dan tindakan tersebut.

Pesannya tentang Kesederhanaan dan Kehancuran: Puisi ini mengajukan pesan filosofis bahwa kehidupan manusia sebenarnya sederhana dan konyol. Meskipun manusia sering kali terlibat dalam kebijakan dan konflik kompleks, pada akhirnya kesederhanaan seperti seekor ayam kecil bisa menjadi penyebab akhir dari segalanya. Puisi ini menunjukkan ironi bahwa kekuatan besar bisa direduksi menjadi ketidakberdayaan oleh sesuatu yang sangat sederhana.

Puisi "UPA" karya Bakdi Soemanto adalah sebuah karya sastra yang menggunakan bahasa sederhana dan repetisi untuk menyampaikan pesan tentang kesederhanaan dan ironi dalam kehidupan manusia. Melalui tokoh Mas Sarsadi yang tak takut terhadap senjata-senjata besar namun takut terhadap ayam kecil, puisi ini mengajukan pertanyaan tentang nilai dan makna dari konflik dan kebijakan yang sering kali rumit dan kompleks.

Bakdi Soemanto
Puisi: UPA
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.