Puisi: Ketika Alam Mengamuk (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Ketika Alam Mengamuk" karya Aspar Paturusi menggambarkan gambaran tentang kekuatan alam yang tak terkendali dan ketidakberdayaan manusia ...
Ketika Alam Mengamuk

badai, hujan, lalu banjir
mengepung sangat getir
begitulah perangai alam
bila tiba-tiba berubah geram

masihkah ada rasa pongah
seperti saat tangan merusaknya
menumbangkan pepohonannya
membornya hingga lumpur tumpah

ketika alam mengamuk
dan kita tak berdaya
barulah kita sibuk berdoa

Jakarta, 25 Februari 2013

Analisis Puisi:

Puisi "Ketika Alam Mengamuk" karya Aspar Paturusi menggambarkan gambaran tentang bagaimana alam dapat berubah menjadi marah dan mematikan ketika terjadi bencana alam.

Kekuatan Alam: Penyair menggambarkan alam sebagai kekuatan yang luar biasa, yang mampu mengamuk dan menimbulkan kehancuran. Badai, hujan deras, dan banjir merupakan metafora bagi kemarahan alam yang tidak terkendali, yang mampu mengubah lanskap dengan kekuatannya.

Ketidakberdayaan Manusia: Puisi ini menyoroti ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi kemarahan alam. Manusia dihadapkan pada situasi di mana mereka tidak mampu melawan atau mengendalikan kekuatan alam yang mengamuk, sehingga mereka hanya bisa merasa tak berdaya dan pasrah.

Kesadaran akan Kebesaran Alam: Meskipun menyampaikan ketidakberdayaan manusia, puisi ini juga mengandung pesan tentang pentingnya manusia untuk menyadari kebesaran alam dan keterbatasan diri mereka dalam menghadapinya. Pencitraan tentang manusia yang sibuk berdoa saat alam mengamuk menunjukkan bahwa dalam situasi sulit, manusia seringkali hanya bisa berharap kepada kekuatan yang lebih besar.

Gaya Bahasa Sederhana: Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi ini sederhana namun efektif. Penyair menggunakan kata-kata yang mudah dipahami untuk menggambarkan gambaran tentang bencana alam dan reaksi manusia terhadapnya, sehingga pesan yang disampaikan dapat mudah dimengerti oleh pembaca.

Pesan Kehati-hatian dan Penghormatan terhadap Alam: Melalui puisi ini, penyair menyampaikan pesan penting tentang perlunya manusia untuk menghormati alam dan berhati-hati dalam interaksi mereka dengan lingkungan. Kemarahan alam bisa menjadi peringatan bagi manusia untuk lebih menghargai dan menjaga lingkungan hidup demi kelangsungan hidup bersama.

Puisi "Ketika Alam Mengamuk" karya Aspar Paturusi adalah karya yang menggambarkan gambaran tentang kekuatan alam yang tak terkendali dan ketidakberdayaan manusia dalam menghadapinya. Melalui pesan-pesan yang disampaikan, puisi ini mengajak pembaca untuk lebih menghormati dan menjaga alam demi kelangsungan hidup bersama.

Aspar Paturusi
Puisi: Ketika Alam Mengamuk
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.