Puisi: Ketika Angin Mengangkut Dingin Laut (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Puisi "Ketika Angin Mengangkut Dingin Laut" karya Rachmat Djoko Pradopo menggambarkan kehidupan manusia dalam suasana alam yang tidak menentu.
Ketika Angin Mengangkut
Dingin Laut

angin mengangkut dingin laut dingin hujan
dionggokkan di tengah jalan
orang-orang menggigil
mencari kehangatan

tetapi mereka telah berjanji
mau bersama membagi malam dan memberi sepi
setiap kemunculan bintang-bintang sepi

mereka berjanji mau menghidupi bersama
kehidupan yang mereka bersama nikmatkan
mereka bekerja dengan segala yang mereka punya
entah tangan entah kaki entah apa
bahkan tak tanggung-tanggung alat kelaminnya
karena malam berjanji
akan menutup segala rahasia dengan tabir gelapnya

dan ketika angin mengangkut dingin laut
dan menuang sungai dari langit
mereka tak peduli karena telah berjanji
akan membagi malam setiap kemunculan
bintang dan kemunculan bulan
sampai matahari membangunkan pagi

23 Februari 1993

Sumber: Aubade (1999)

Analisis Puisi:

Puisi "Ketika Angin Mengangkut Dingin Laut" karya Rachmat Djoko Pradopo menggambarkan kehidupan manusia dalam suasana alam yang tidak menentu. Dengan penggunaan gambaran alam dan metafora yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang hubungan antara manusia, alam, dan komitmen di dalamnya.

Gambaran Alam yang Kuat: Puisi ini membuka dengan gambaran alam yang kuat, seperti angin yang membawa dingin laut dan hujan yang menggigilkan. Gambaran ini menciptakan suasana yang gelap dan dingin, merujuk pada ketidakpastian dan tantangan dalam kehidupan.

Metafora tentang Kehidupan dan Hubungan Manusia: Angin yang membawa dingin laut dan hujan digambarkan sebagai metafora dari kesulitan dan penderitaan yang dialami manusia. Di tengah-tengah kondisi ini, manusia mencari kehangatan dan perlindungan satu sama lain, menunjukkan kerjasama dan solidaritas dalam menghadapi kesulitan.

Komitmen dan Kesetiaan: Puisi ini menyoroti komitmen dan kesetiaan manusia terhadap satu sama lain. Meskipun dihadapkan pada kesulitan dan ketidakpastian, mereka tetap setia pada janji untuk saling mendukung dan menghidupi satu sama lain.

Kebersamaan dalam Kehidupan: Penyair menekankan pada pentingnya kebersamaan dan kerja sama dalam kehidupan manusia. Meskipun dihadapkan pada tantangan yang besar, manusia bersedia berbagi dan bekerja sama untuk menghadapinya, menunjukkan kekuatan dan ketahanan dalam persatuan.

Siklus Alam dan Kehidupan Manusia: Puisi ini menggambarkan siklus alam dan kehidupan manusia, dari angin yang membawa dingin laut hingga matahari yang membangunkan pagi. Ini mengingatkan pembaca bahwa kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan perubahan, tantangan, dan harapan.

Puisi "Ketika Angin Mengangkut Dingin Laut" menawarkan gambaran yang kuat tentang kehidupan manusia dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian. Dengan penggunaan gambaran alam yang kaya dan metafora yang mendalam, Rachmat Djoko Pradopo mengajak pembaca untuk merenung tentang hubungan antara manusia, alam, dan komitmen di dalamnya. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya kebersamaan, kerja sama, dan kesetiaan dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang penuh dengan rintangan dan kejutan.

Puisi Rachmat Djoko Pradopo
Puisi: Ketika Angin Mengangkut Dingin Laut
Karya: Rachmat Djoko Pradopo

Biodata Rachmat Djoko Pradopo:
  • Rachmat Djoko Pradopo lahir pada tanggal 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah.
  • Rachmat Djoko Pradopo adalah salah satu Sastrawan Angkatan '80.
© Sepenuhnya. All rights reserved.