Puisi: Angin (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Angin" karya Bakdi Soemanto menekankan pentingnya refleksi, perubahan, dan pemaknaan dalam peradaban manusia.
Angin

Engkau membenahi rambut
yang tergerai oleh angin
sesungguhnya angin membenahi rambutmu
yang kusut masai oleh peradaban
mengalir bersama angin
sejarah diputar kembali
di layar kembar matamu
waktu bersinar menatap bunga yang mekar
ada yang gugur dalam kebesaran
dan terbantai tak tercatat
bersama angin
dinilai kembali harga kita:
apakah pengkhianatan
dapat tetap dipertahankan dengan makna.
pahlawan dan pengkhianat
tinggal bertahta dalam ukuran...

1985

Sumber: Kata (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Angin" karya Bakdi Soemanto adalah karya yang singkat namun sarat makna. Dalam puisi ini, penulis menggunakan gambaran angin sebagai elemen yang penting untuk mengekspresikan berbagai konsep, termasuk perubahan, peradaban, dan pengkhianatan.

Penggunaan Simbolisme: Puisi ini menggambarkan angin sebagai simbol perubahan dan pembaruan. Penyebutan bahwa angin "membenahi rambut yang tergerai" adalah metafora dari pengaruh angin yang membawa perubahan dalam kehidupan dan tatanan sosial. Ini bisa diinterpretasikan sebagai upaya menghadirkan kesegaran dan keaslian di tengah peradaban yang telah berantakan.

Perbandingan Kontras: Puisi ini menggambarkan kontras antara peradaban yang rumit dan angin yang alami dan sederhana. Angin mewakili alam yang bebas dan tak terkendali, sementara peradaban adalah hasil dari usaha manusia yang seringkali rumit dan terkadang merusak lingkungan dan nilai-nilai kemanusiaan.

Penggunaan Waktu: Penyair mengekspresikan pemikiran mengenai sejarah dan waktu yang mengalir. Pembenahan rambut yang dilakukan oleh angin mengingatkan kita pada kekhasan momen-momen tertentu dalam sejarah yang mungkin luput atau terlupakan. Dengan kata lain, angin dapat membawa kembali kenangan dan sejarah yang mungkin tenggelam dalam peradaban.

Refleksi Terhadap Harga Diri dan Makna: Puisi ini mencerminkan sebuah refleksi mengenai harga diri dan makna. Pertanyaan apakah "pengkhianatan dapat tetap dipertahankan dengan makna" mengacu pada pemaknaan dan penilaian ulang peran pahlawan dan pengkhianat dalam peradaban. Ini menggambarkan keraguan terhadap nilai-nilai yang mungkin telah terdistorsi dalam sejarah.

Tema Kesadaran Sosial: Puisi ini menyoroti pentingnya kesadaran sosial dan pemikiran kritis. Penyair mencoba untuk mengajak pembaca untuk merenung tentang peradaban, pengkhianatan, dan bagaimana kita sebagai individu atau masyarakat menilai dan menafsirkan peristiwa sejarah.

Puisi "Angin" karya Bakdi Soemanto adalah karya yang menggabungkan elemen alam dan sejarah dalam sebuah pesan yang penuh makna. Puisi ini menekankan pentingnya refleksi, perubahan, dan pemaknaan dalam peradaban manusia.

Bakdi Soemanto
Puisi: Angin
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.