Puisi: Musim Panen (Karya Kuntowijoyo)

Puisi "Musim Panen" karya Kuntowijoyo mengajak pembaca untuk merenungkan arti penting kebersamaan, kerja keras, dan hubungan manusia dengan alam ...
Musim Panen

Setelah semusim
tangan-tangan sibuk
memotong pohonan
di kampung halaman
pak tani
mengundang anak-anaknya
memanen kolam
sudah waktu ikan dinaikkan

Segunduk matahari
menyingkirkan sepi
dari danau
mendorong sampan
berlayar dua-dua

Di bukit
batu sudah dipecah
sekejap saja, bagai hanya main-main
rumah-rumah berdiri
melindungi perempuan
melahirkan bayi

Hari itu derita dihapuskan
Keluarlah lelaki-perempuan
memainkan udara dengan selendang
menyulap siang dalam impian
warna-warni dan wewangi

Anak lelaki-perempuan
menabuh genderang
menyebar kenanga
memaksa matahari
berhenti di balik daunan

Malaikat dan bidadari
menonton tarian
senyum mereka
menyentuh pohonan

Semesta berpesta
di tengah hari
pada musim panen abadi.

Sumber: Isyarat (1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Musim Panen" karya Kuntowijoyo adalah sebuah karya sastra yang memukau dan sarat dengan makna. Puisi ini menggambarkan momen kebahagiaan dan keselarasan antara manusia dan alam saat musim panen tiba.

Kesibukan Musim Panen: Puisi ini dibuka dengan gambaran tangan-tangan yang sibuk memotong pohonan di kampung halaman. Ini menciptakan suasana yang hidup dan penuh gerak, menggambarkan kerja keras dan dedikasi para petani dalam memanen hasil pertanian mereka. Gambaran ini memberi kesan tentang kerja keras dan kebersamaan dalam proses musim panen.

Kebahagiaan dan Kesenangan: Ketika musim panen tiba, suasana sepi dan kesunyian pun berganti dengan kegembiraan dan kehidupan. Pak tani mengundang anak-anaknya untuk memanen kolam dan menaikkan ikan. Ini menciptakan gambaran kebahagiaan dan kehangatan keluarga di tengah-tengah kesibukan panen.

Harmoni dengan Alam: Puisi ini juga menggambarkan harmoni antara manusia dan alam. Matahari yang menyinari danau serta sampan yang berlayar menciptakan gambaran keselarasan antara manusia dengan lingkungannya. Bahkan batu-batu di bukit yang dipecahkan tampak seperti mainan, menciptakan kesan bahwa alam turut berpartisipasi dalam momen kebahagiaan ini.

Kesenangan dan Kebahagiaan Bersama: Di tengah momen kebahagiaan ini, semua derita dan kesulitan seakan dihapuskan. Lelaki, perempuan, dan anak-anak berkumpul untuk menikmati momen indah musim panen. Mereka memainkan udara dengan selendang, menyulap siang dalam impian warna-warni dan wewangi, menunjukkan kegembiraan dan kebebasan dalam menikmati kehidupan.

Pesta Alam Semesta: Puisi ini mencapai puncaknya ketika alam semesta ikut merayakan musim panen. Malaikat dan bidadari menonton tarian manusia, senyum mereka menyentuh pohonan, dan semesta berpesta di tengah hari. Ini menciptakan gambaran yang memukau tentang keindahan dan kesucian momen musim panen.

Puisi "Musim Panen" karya Kuntowijoyo adalah sebuah karya sastra yang memikat dan menggugah perasaan. Melalui gambaran-gambaran yang hidup dan penuh warna, puisi ini menggambarkan kebahagiaan, keselarasan, dan keindahan dalam momen musim panen. Karya ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti penting kebersamaan, kerja keras, dan hubungan manusia dengan alam dalam menciptakan momen kebahagiaan dan keselarasan yang abadi.

Puisi: Musim Panen
Puisi: Musim Panen
Karya: Kuntowijoyo

Biodata Kuntowijoyo:
  • Prof. Dr. Kuntowijoyo, M.A.
  • Kuntowijoyo lahir pada tanggal 18 September 1943 di Sanden, Bantul, Yogyakarta.
  • Kuntowijoyo meninggal dunia pada tanggal 22 Februari 2005 (pada usia 61 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.