Puisi: Ni Reneng (Karya Umbu Landu Paranggi)
Puisi: Ni Reneng
Karya: Umbu Landu Paranggi
Ni Reneng
sebatang pohon nyiurmeliuk di tengah Denpasar(akar-akarnya memeluk tanahdan tanah memeluk akar-akarnya)sudah terangkai sekar setangkaimenimba hawa tikar pandananyaman bulan di pelataranmaka kuapung-apungkan diriberayun dan beriring menghilirtelah tereguk air telagadalam satu tarikan nafasbangau tak pernah risauakan warna helai teratailalu menebal dasar telagamelayani turun-naiknya embundatang dan perginya sekawanan pipitperdu saja mengerti kesusahan langitsandaran sikap kepala kitadalam rimba babad prasastidan ritus tubuh tarianselembar demi selembar daun sirihmenyalakan perbincangan senja senjadalam perjalanan meraut kecemasanantara sehari hari kefanaandan arah keabadiansepasang mata angindi sini, di pusaran jantung Baliibu, biar bersimpuh rohkupada kedua tapak tanganmubekal ke sepi malam malam mantrammemetik kidung cipratan bening embunmenyusuri jelajahan jejak aksaramenjaga kemurnian rasa dahagadan lapar gambelan sukma kelana
jika kematian kebahagiaan kayanganmaka sia-sia derita mengempang ragamasih misteri sisa warna mataharilalu kubaca-baca keriputmu(ke mana-mana jalanan basahbayang-bayang pohon peneduh)dan gelombang riang di rambutmusebumbang kesadaran sunyimelaut permainan cahayakesabaran ombak memintal pantaijukung-jukung cakrawala menjaring anginsambil mempermainkan punggung tangandan telapak bergurat rahim semestakata ibu keindahan itusedalam seluas samudera mistikamenyangga langit kerinduan kitabersamamu kutemui pondok di dasar lautdi mana bunga-bunga bermekaranharum bau nyawa tariandan semerbak syair selendang purba
Denpasar, Oktober-November 1984
Sumber: Majalah Kolong (1996)
Puisi: Ni Reneng
Karya: Umbu Landu Paranggi
Biodata Umbu Landu Paranggi:
- Umbu Landu Paranggi lahir di Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur, 10 Agustus 1943.