Puisi: Pada 10 November (Karya Djawastin Hasugian)

Puisi "Pada 10 November" karya Djawastin Hasugian menggambarkan harapan dan tanggung jawab pada generasi muda untuk meneruskan perjuangan dan ...
Pada 10 November


Hari ini kami kembali mengenangmu seperti juga tahun-tahun yang lalu
Tertengadah kami memandang kemboja yang semakin tua di atas kuburanmu
Mengheningkan cipta dengan air mata atas kehadiran dan ketiadaanmu
Ketika bumi rakyat tercinta ini ditindas dan kau bangkit melepas nyawa

Siapa pun engkau yang terbaring di makam ini
Inilah kami anak-anakmu anak-anak muda yang manis
Yang belum ada ketika kau mati mempertahankan tanah ini
Berdiri di hadapanmu. Bersumpah melanjutkan cita-citamu
Membangun bumi ini.

Hari ini kami kembali mengenangmu
Menyalakan api semangatmu, mewarisi kebesaran jiwamu
Bahwa segala penindasan harus dibasmi di bumi ini
bahwa tanah tercinta ini harus bangun di tangan kami


November, 1965

Analisis Puisi:
Puisi "Pada 10 November" karya Djawastin Hasugian menunjukkan kesetiaan dan penghormatan terhadap pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan perubahan bagi tanah air.

Penghargaan pada Perjuangan Pahlawan: Puisi ini merupakan penghormatan kepada pahlawan yang telah berjuang untuk kebebasan dan perubahan di tanah air. Tanggal 10 November, sebagai hari Pahlawan, menjadi momen untuk mengenang dan menghormati perjuangan mereka. Penggunaan kata-kata yang meresapi kesetiaan dan pengabdian terhadap cita-cita yang ditinggalkan oleh para pahlawan.

Simbolisme Pohon Kemboja: Pohon kemboja yang menjadi simbol perubahan dan perjuangan ini digambarkan semakin tua di atas kuburan sang pahlawan. Ini mungkin merupakan perumpamaan atas perjalanan waktu, seiring berjalannya waktu, semangat perjuangan pahlawan tak pernah pudar.

Pembebanan Tanggung Jawab kepada Generasi Muda: Puisi ini juga menyoroti tanggung jawab generasi muda. Mereka dianugerahi pesan bahwa mereka adalah pewaris cita-cita dan perjuangan para pahlawan. Mereka diberi tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan dan membangun tanah air yang dicintai.

Api Semangat dan Warisan Perjuangan: Puisi ini menyalakan kembali semangat perjuangan yang diwariskan oleh para pahlawan kepada generasi berikutnya. Pesan-pesan dan semangat juang yang ditinggalkan oleh pahlawan diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi saat ini untuk membasmi penindasan dan membangun tanah air.

Hubungan Emosional yang Kuat: Puisi ini memancarkan rasa cinta, penghormatan, dan tanggung jawab kepada para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan dan perubahan. Menyebutkan mata air air mata yang disertai dengan penekanan atas pentingnya membangun masa depan sesuai dengan semangat para pahlawan.

Pesan Kebangkitan dan Harapan: Dengan mengenang pahlawan pada hari yang bersejarah ini, puisi ini memberikan pesan tentang kebutuhan untuk menghidupkan kembali semangat dan harapan dalam membangun masa depan yang lebih baik, bebas dari penindasan.

Puisi ini adalah penghormatan yang penuh keberanian dan pengabdian pada perjuangan pahlawan. Ia menggambarkan harapan dan tanggung jawab pada generasi muda untuk meneruskan perjuangan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Puisi: Pada 10 November
Puisi: Pada 10 November
Karya: Djawastin Hasugian

Biodata Djawastin Hasugian:
  • Djawastin Hasugian lahir di Sigalapang-Pakkat, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada tahun 1943.
© Sepenuhnya. All rights reserved.