Puisi: Pengemis Kecil (Karya Karsono H. Saputra)

Puisi "Pengemis Kecil" oleh Karsono H. Saputra merenungkan tentang kehidupan anak-anak di jalanan yang harus berjuang untuk bertahan hidup dalam ....
Pengemis Kecil

seorang gadis kecil
berdiri di bawah lampu merah
            perempatan jalan
menadahkan tangan

kubuka kaca jendela
kuulurkan tangan
dan, kulihat matanya berseri-seri

bunda, hari ini
aku rela tak jajan
dan tak menambah tabungan

Sumber: Melati untuk Bunda (2005)

Analisis Puisi:
Puisi "Pengemis Kecil" karya Karsono H. Saputra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan seorang anak kecil yang terpaksa menjadi pengemis di tengah kesibukan dan kehidupan modern. Melalui gambaran sederhana namun penuh makna, penyair mencoba menyentuh hati pembaca dengan realitas sosial yang tidak dapat diabaikan.

Gambaran Pengemis Kecil di Lampu Merah: Bait pertama langsung membawa pembaca ke suatu perempatan jalan dengan gambaran seorang gadis kecil yang berdiri di bawah lampu merah, menadahkan tangannya. Penggunaan lokasi yang spesifik, yakni perempatan jalan dan lampu merah, memberikan kesan realisme dan kontekstual pada kehidupan sehari-hari.

Interaksi dengan Pembaca: Pada bait kedua, penyair membuka jendela kendaraannya dan menyambut interaksi langsung dengan anak kecil tersebut. Gaya bahasa yang digunakan, seperti "kulurkan tangan" dan "kulihat matanya berseri-seri," menunjukkan sikap kepedulian dan empati terhadap nasib pengemis kecil tersebut. Penyair tidak hanya mengamati dari kejauhan, tetapi juga berusaha merasakan situasi tersebut secara langsung.

Pemberian Kesan Positif pada Anak Pengemis: Penggambaran matanya yang "berseri-seri" memberikan kesan positif dan menunjukkan bahwa di balik kesulitan hidupnya, anak pengemis ini masih memiliki keceriaan dan kepolosan seorang anak kecil. Hal ini menyoroti ketahanan dan ketangguhan anak-anak dalam menghadapi kesulitan hidup.

Rela Tak Jajan dan Menambah Tabungan: Di bait terakhir, anak tersebut menyampaikan bahwa dia rela tak jajan dan tak menambah tabungan. Ungkapan ini mencerminkan keadaan ekonomi yang sulit, di mana anak tersebut terpaksa mengorbankan keinginannya untuk mendapatkan sesuap nasi atau menambah tabungan. Ini menciptakan rasa simpati dan kesadaran atas ketidaksetaraan dalam masyarakat.

Kritik terhadap Ketidaksetaraan Sosial: Puisi ini secara halus mengkritik ketidaksetaraan sosial di masyarakat. Penggambaran seorang anak kecil yang terpaksa menjadi pengemis menyoroti ketidakadilan dan kesenjangan ekonomi yang dapat terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Puisi "Pengemis Kecil" oleh Karsono H. Saputra adalah sebuah puisi yang menghadirkan realitas sosial yang tidak mudah dipandang sebelah mata. Dengan gambaran sederhana dan penggunaan bahasa yang empatik, penyair berhasil menyentuh hati pembaca dan mengajak untuk merenungkan tentang kehidupan anak-anak di jalanan yang harus berjuang untuk bertahan hidup dalam situasi sulit. Puisi ini menjadi panggilan untuk lebih peduli terhadap kondisi sosial yang mungkin terlupakan oleh sebagian besar masyarakat.

Puisi: Pengemis Kecil
Puisi: Pengemis Kecil
Karya: Karsono H. Saputra
© Sepenuhnya. All rights reserved.