Rakaat Sembahyang Tengah Malam
Rakaat sembahyang tengah malamkubawa dalam pelukanAh, apa yang dapat dicapai dengan tanganketika berlari-larianapa yang dapat dikejarapa yang dapat sekarang?
Dari tengah kota telah ubanantahang-tahang air di pinggir jalanseorang tua datang– dengan wajah putus asa –bawa linggis menggali lubang“Kami besok semua binasarumah sakit ituranjang dan ranjang”
Dan daun gugurdibawa angindari pulau ke pulau“Masih adakah harapanmu pada benihterkubur jauh di bawah palungbayi memejam di kegelapan kandangcahaya jatuh dari daunke daun bakung?Tahu kau, besok kota akan binasadatang angin dan banjir?”
Sudah dibawa burungkematian ada di lidahdarah di tahang-tahang.
Rakaat sembahyang tengah malamgemetar dalam pelukan.
Bandung, 1970Puisi: Rakaat Sembahyang Tengah Malam
Karya: Karno Kartadibrata
Catatan:
- Karno Kartadibrata, lahir di Garut, 10 Februari 1945.