Sebuah Tarian Pagi
seperti pusaran buih dalam lubuk, tubuhmu berputarmengikuti irama musim. Kemudian terbenam dalamgulungan gelombang angan-angan kosong. Panentelah gagal, hanya sampah menyengat dan eksimyang membalut hari-harimu.
pada ujung pematang, bukit-bukit memamerkan dadamengembang. Sejenak, tirai kabut dan selimut hutan jatitelah tersingkap kemarau. Lelehan sunyi telah mengantarkanharum oli pada jendela-jendela rumah. Pada saat itulahbutir-butir gabah telah menjadi konsumen jam, sedangkandirimu tak berdaya, di kepalamu dunia mengeras, daun-daunmeranggas dari gigir alismu.
burung pipit kembali merindukan kabel listrik, melintasisuara-suara parau, menghitung sungai-sungai membara,mencari bayangan nafas di balik daun-daun kering.
mengikuti gerak tarianmu, pagi telah membentuk keluhan panjang,pada atap rumbia, matahari telah meletakkan pesan rahasia, hari itukesengsaraan telah menjadi matang dan sempurna.
1998Puisi: Sebuah Tarian Pagi
Karya: Juniarso Ridwan
Catatan:
- Juniarso Ridwan lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 10 Juni 1955.