Puisi: Aku Ingin Melukismu (Karya Nenden Lilis Aisyah)

Puisi "Aku Ingin Melukismu" karya Nenden Lilis Aisyah menggambarkan keinginan seseorang untuk merekam kehadiran dan keindahan orang yang dicintai ...
Aku Ingin Melukismu

aku ingin melukis wajahmu yang temaram
dengan kuasku yang menggeletar rindu
di kanvas langit yang memerah
akan kubingkai dengan mega senja
dan kugantungkan di dinding redup bumi

aku ingin melukis wajahmu yang memijar
dengan kuasku yang menggelepar rindu
di kanvas bumi yang berembun
akan kubingkai dengan bias pagi
dan kupampangkan di bentangan biru langit

aku ingin melukismu
di kanvas hatiku!

1992

Analisis Puisi:

Puisi "Aku Ingin Melukismu" karya Nenden Lilis Aisyah menggambarkan keinginan seseorang untuk merekam kehadiran dan keindahan orang yang dicintainya melalui lukisan. Dengan bahasa yang metaforis dan imaji yang kuat, puisi ini mengekspresikan rasa rindu, keinginan untuk mempertahankan momen, dan keinginan untuk menyimpan kenangan dalam gambaran visual.

Keinginan untuk Merekam Kehadiran: Di baris pertama, penggunaan kata "melukis wajahmu yang temaram" menciptakan gambaran tentang keinginan untuk menangkap kehadiran orang yang dicintai. Wajah yang "temaram" mengisyaratkan bahwa orang tersebut mungkin berada dalam bayangan atau kesunyian, tetapi masih memiliki keindahan yang unik.

Rindu dan Keinginan: Rasa rindu yang mendalam tercermin dalam kata-kata "kuasku yang menggeletar rindu" dan "kuasku yang menggelepar rindu." Gerakan kuas yang menggeletar dan menggelepar menyoroti kegelisahan dan keinginan yang kuat untuk mengabadikan momen tersebut.

Imaji Alam: Puisi ini menggunakan imaji alam, seperti "kanvas langit yang memerah" dan "kanvas bumi yang berembun," untuk menciptakan suasana yang memikat dan menggambarkan keindahan alam sekitar. Kanvas langit yang memerah menciptakan gambaran matahari terbenam yang dramatis, sementara kanvas bumi yang berembun memberikan kesan kesegaran dan kehidupan.

Penyimpanan Kenangan: Dengan inginnya "kubingkai dengan mega senja" dan "kubingkai dengan bias pagi," puisi ini menekankan keinginan untuk menyimpan momen-momen indah dalam kehidupan. Lukisan-lukisan ini akan dipajang di "dinding redup bumi" dan "bentangan biru langit," mengisyaratkan bahwa kenangan tersebut akan terus hidup dan menghiasi kehidupan.

Lukisan di Kanvas Hatiku: Baris terakhir puisi menarik perhatian pada dimensi internal, di mana keinginan untuk "melukismu di kanvas hatiku" menunjukkan bahwa orang yang dicintai tidak hanya terwakili dalam gambaran visual, tetapi juga dalam ruang emosi dan spiritual yang dalam.

Secara keseluruhan, puisi ini menangkap kompleksitas rasa cinta, rindu, dan keinginan untuk menyimpan kenangan yang berharga. Dengan imaji yang indah dan bahasa yang kuat, Nenden Lilis Aisyah berhasil menyampaikan keindahan dan keabadian cinta melalui lukisan-lukisan visual dan emosional.

Puisi: Aku Ingin Melukismu
Puisi: Aku Ingin Melukismu
Karya: Nenden Lilis Aisyah

Catatan:
  • Nenden Lilis Aisyah lahir di Malangbong, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 26 September 1971.
© Sepenuhnya. All rights reserved.