Puisi: Catatan September (Karya Nenden Lilis Aisyah)

Puisi "Catatan September" karya Nenden Lilis Aisyah mengeksplorasi tema-tema universal seperti pencarian, kenangan, kesendirian, dan kegigihan.
Catatan September

Aku ingin menemukan dirimu untukku
seperti engkau menemukan kenangan akan seorang perempuan
dan kasih sayang masa kecil
pada kursi jati antik dan meja marmer

kutangkap ujung cangkirmu dengan bibirku
agar kutemukan dan kurasakan jejak dan getar
bibirmu yang tertinggal di sana

ingatkah, ketika pagi menghunuskan pedang-pedang dingin
seseorang mendekap dadanya sendiri
: dada tipis dengan tulang bergaris-garis

dalam langkah terhuyung
ia seperti batang dan bulu-bulu bunga lavender
yang kau tanam tapi kau biarkan kering

(pada purnama, ranjang menggigil
dan malam seperti pengemis tak mendapat belas kasih)

siang dan senja tak kusongsong
tapi gorden enggan kututup
aku akan menunggumu hingga dapat kuraba rambutmu
meski dalam bayang
(sampai rambutku sendiri seperti rumput musim kemarau)
hingga dapat kusentuh lengan dan jari-jarimu
walau dalam kepergianmu

2007-2008

Analisis Puisi:

Puisi "Catatan September" karya Nenden Lilis Aisyah menghadirkan gambaran tentang pencarian akan seseorang yang telah meninggalkan jejak dan ingatan yang kuat.

Pencarian Identitas: Puisi ini dimulai dengan ungkapan keinginan untuk menemukan seseorang yang tampaknya telah meninggalkan kesan yang mendalam. Pencarian ini menjadi metafora untuk pencarian identitas diri dan hubungan yang hilang.

Kenangan dan Kasih Sayang Masa Kecil: Penyair menyentuh tema kenangan dan kasih sayang masa kecil, yang diasosiasikan dengan kursi jati antik dan meja marmer. Ini menggambarkan nostalgia dan kehangatan dalam ingatan akan masa lalu.

Jejak-Jejak yang Tertinggal: Metafora "kutangkap ujung cangkirmu dengan bibirku" menggambarkan keinginan untuk menemukan jejak dan kenangan yang ditinggalkan oleh orang yang dicari. Jejak tersebut menjadi simbol dari kehadiran yang pernah ada.

Gambaran Ketidakpastian dan Kesendirian: Beberapa bagian puisi menampilkan gambaran ketidakpastian dan kesendirian, seperti gambaran seseorang yang merangkak sendiri dalam kegelapan dan kehilangan belas kasihan. Ini menciptakan nuansa kesedihan dan kehilangan.

Kegigihan dan Penantian: Meskipun penyair merasakan kepergian dan ketidakpastian, ada ketegasan dalam kegigihan dan penantian. Penggambaran akan menunggu hingga bisa meraba rambut dan menyentuh lengan serta jari orang yang dicari menunjukkan tekad yang kuat.

Simbolisme Alam dan Waktu: Penyair menggunakan simbolisme alam, seperti purnama dan musim kemarau, untuk memperkuat gambaran perasaan dan suasana hati yang terkait dengan pencarian dan kehilangan.

Konflik Antara Kehadiran dan Kehilangan: Puisi ini menciptakan konflik antara kehadiran dan kehilangan, antara apa yang ada dan apa yang telah hilang. Ini menciptakan ketegangan emosional dan membawa pembaca dalam perjalanan sentimental yang menggetarkan.

Puisi "Catatan September" karya Nenden Lilis Aisyah mengeksplorasi tema-tema universal seperti pencarian, kenangan, kesendirian, dan kegigihan. Dengan bahasa yang metaforis dan gambaran yang mendalam, puisi ini menghadirkan perasaan yang kompleks dan mempesona, membiarkan pembaca merenungi makna di balik setiap barisnya.

Puisi: Catatan September
Puisi: Catatan September
Karya: Nenden Lilis Aisyah

Biodata Nenden Lilis Aisyah:
  • Nenden Lilis Aisyah lahir di Malangbong, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 26 September 1971.
© Sepenuhnya. All rights reserved.