Daun-Daun Musim Gugur: Tris Neddy Santo
Setangkai daun mapple yang telungkupBersaing warna dengan kuning senjaDi antara baris-baris pohon yang mulai rentaAngin musim gugur menyapa dengan kecupan dinginSeperti ini puisi dibacakan, dan mereka berpalingMeski airmata di pelupuk tak sanggup berdusta
Sore cepat menabur warnaOrang-orang melangkah sedihDengan busana yang menyentuh tanah, dihitungnyahari yang terbuang di kantor-kantor bankAtau pada meja yang selalu penuh arsipMungkin, pekerjaan datang seperti kelahiran bayidi negara dunia ketiga: tak putus-putusMungkin perasaan sudah waktunya digosok kembalidengan beberapa perjalanan tanpa beban
Suratmu terakhir kali, bisa jadi telah kehilangan hurufTerletak masai, mirip setangkai daun mappleyang akhirnya terlempar oleh deru mobilSemakin banyak saja hutangku padamu:Rindu yang akhirnya berbunga waktuAtau dendamUntuk sekedar menampik keinginan bertemu
Sudahlah - tahun bagai tak sabar menanti metaharitenggelam. Setelah itu: seolah dimulai lagi penciptaan bumiUntuk menulis kembali nama-nama di atas daunUntuk menangkap kembali peristiwa reranting jatuhdi musim gugur...
Jakarta, 20 November 1997
Puisi: Daun-daun Musim Gugur
Karya: Kurnia Effendi
Biodata Kurnia Effendi:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.