Puisi: Dewi Hujan (Karya Kurnia Effendi)

Puisi "Dewi Hujan" karya Kurnia Effendi memancarkan rasa kagum, pengabdian, dan kerinduan yang mendalam akan keindahan dan kekuatan alam.
Dewi Hujan
untuk Eliana Donna


Jauh aku berjalan, untuk menjumpaimu, Dewi Hujan
Telah kukalahkan seluruh ingatan, jarak tak bertuan, demi
memandangmu: air murni yang membentuk paras rupawan

Tak sanggup aku menolak pelukanmu, Dewi Hujan
Tiada lagi batas antara tubuhmu dan tubuhku
Mencair sebenar-benar air, mengalir ke taman perawan

Alangkah indah pertemuan di antara gemawan, Dewi Hujan
Aku takut kehilangan, menjagamu dengan kedua tangan
Menyimpanmu dalam kenangan: akuarium kutub selatan


Jakarta-Purwokerto, 2014

Sumber: Hujan, Kopi, dan Ciuman (2017)

Analisis Puisi:
Puisi "Dewi Hujan" karya Kurnia Effendi merupakan ungkapan rasa dan perasaan mendalam tentang hujan yang personifikasi menjadi "Dewi Hujan".

Personifikasi Hujan sebagai Dewi: Penyair dengan indahnya menggambarkan hujan sebagai Dewi, yang memiliki karakter dan ciri-ciri manusiawi. Pilihan kata-kata seperti "murni," "rupawan," dan "gemawan" untuk menggambarkan Dewi Hujan menegaskan keindahan dan kekuatan hujan dalam imaji serta penghormatan atas keberadaannya.

Perjalanan Menuju Dewi Hujan: Penyair merenungkan perjalanan jauh yang dilaluinya untuk bertemu dengan Dewi Hujan, menunjukkan dedikasi dan tekadnya untuk menggapai keindahan yang ia tuju. Upaya untuk menghapus ingatan serta batasan jarak mencerminkan tekad yang kuat dalam pencarian akan keindahan hujan.

Perpaduan Diri dengan Alam: Melalui ungkapan "Tak sanggup aku menolak pelukanmu, Dewi Hujan," puisi ini menggambarkan penyair yang melebur menjadi bagian dari fenomena alam. Keterpisahan antara diri dan alam terabaikan saat hujan datang, menegaskan adanya perasaan sejati dan kelembutan ketika menyatu dengan keindahan hujan.

Keindahan dalam Pertemuan dengan Alam: Ungkapan "Alangkah indah pertemuan di antara gemawan" memberikan gambaran indahnya perjumpaan dengan Dewi Hujan. Penyair menyampaikan kekhawatiran atas kehilangan dan keinginan untuk merawat dan menyimpan keindahan hujan sebagai kenangan abadi.

Puisi ini menggambarkan keselarasan, keindahan, dan perpaduan penyair dengan keindahan hujan yang disajikan melalui metafora Dewi Hujan. Melalui metafora ini, penyair memancarkan rasa kagum, pengabdian, dan kerinduan yang mendalam akan keindahan dan kekuatan alam.

Puisi: Dewi Hujan
Puisi: Dewi Hujan
Karya: Kurnia Effendi

Biodata Kurnia Effendi:
  • Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.
© Sepenuhnya. All rights reserved.