Puisi: Genderang Kurukasetra (Karya Suminto A. Sayuti)

Puisi "Genderang Kurukasetra" karya Suminto A. Sayuti menggambarkan epik perang dalam epos Mahabharata dengan fokus pada beberapa tokoh penting ...
Genderang Kurukasetra


(UTARI)

engkau yang kini tengah berlumur darah
menyandang beban menuju Palagan
berhentilah sejenak dan dengarlah
matahari terengah menyaksikan
korban demi korban berjatuhan
dan perang
senantiasa saja akan berkepanjangan
:
lelaki yang mencoba bertahan
dan dendam tak berkesudahan
dan janji seorang manusia
tengadahlah, di atasmu matahari dan sayap semesta
sebab mereka juga akan datang menghampiri
usaikan dulu Perang dalam sanubari
:
sementara genderang bertalu-talu
anak-anak panah pun bersintuhan dan melaju
menangkan dulu peperangan yang senantiasa jaga
sepanjang engkau bilang: aku anak manusia


(ABIMANYU)

sebab setiap langkah pasti tinggakalkan jejak
perempuan, berhentilah menagis dan berucap
gerimis yang membadai dalam palaganmu
dan berhenti menjadi isak
tak kuasa lagi mampu meredakan bara
dari harga diri yang teriris
:
pandanglah ujung cakrawala, di sana
sayap semesta pasti akan kau dengar kepaknya
di sana matahari dan bulan berlabuh juga
tempat angin dan malam akan bermula
:
simpan dan kekalkan dalam jaring usia
tetes darah dari ujung panah ini
dan kabarkan pada tetangga dunia
lelaki musti pergi dan tak kenal berhenti
lantaran hidup adalah pasang surut kata
di mimpimu aku bakal jaga


(ARJUNA)

apapun makna keangkuhan
kalau gendewa patah dan warastra cuma nancap di tanah
senja tengah siap dengan pesta warna
dan engkau tetap berjalan mengikut
suara-suara semakin menjauh
ingin aku guratkan Pulangggeni
pada bumi paling tepi
tapi angin telah berangkat tua
dan daun-daun Salam pun berguguran
di sini hanya bayang kian memanjang
palagan pun meruang, dan perang: tak juga berkesudahan


(KRESNA)

kalau saja engkau berkenan dan alam bersedia
akan aku bakar mahkota ini bersama segumpal kemenyan
dan seekor kuda putih bakal terpacu di tengah palagan
mengibarkan panji, isyarat perang tak lagi bermula
di sini, di tapal-tapal dada
dan engkau pun mengerti
tak ada yang bakal memenangkannya
kecuali diri masuk dan alam samadi


Balong, 1981

Sumber: Genderang Kurukasetra (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Genderang Kurukasetra" karya Suminto A. Sayuti adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan epik perang dalam epos Mahabharata dengan fokus pada beberapa tokoh penting seperti Utari, Abimanyu, Arjuna, dan Kresna. Puisi ini menghadirkan narasi dan emosi yang kuat, serta menggambarkan perjuangan dan tugas yang mereka hadapi dalam konteks peperangan besar Kurukshetra. Mari kita melakukan analisis lebih mendalam terhadap setiap bagian dari puisi ini untuk memahami pesan dan maknanya.

(UTARI)

Bagian pertama puisi ini memperkenalkan tokoh Utari dan menggambarkannya sebagai seorang pejuang yang berani dan berdedikasi. Utari berdiri di tengah peperangan, menyaksikan korban demi korban berjatuhan, dan bertekad untuk melanjutkan perjuangannya. Puisi ini juga menggambarkan perang sebagai perjuangan yang senantiasa berkepanjangan dan sulit, tetapi Utari bersumpah untuk terus berjuang sebagai seorang manusia. Puisi ini menunjukkan semangat dan tekad dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan.

(ABIMANYU)

Bagian kedua menggambarkan Abimanyu sebagai seorang pejuang yang tangguh, tetapi juga harus menghadapi berbagai rintangan dan cobaan. Puisi ini menggambarkan perasaan dan emosi Abimanyu yang harus meredakan bara harga diri yang teriris. Abimanyu digambarkan sebagai sosok yang kuat dan berani, tetapi juga harus menerima kenyataan bahwa hidup adalah perjalanan yang terus berlanjut.

(ARJUNA)

Bagian ketiga menggambarkan Arjuna, salah satu tokoh utama dalam Mahabharata, yang menghadapi perasaan kebingungan dan ketidakpastian dalam peperangan. Puisi ini menciptakan gambaran tentang suasana senja yang siap menyambut pesta warna, tetapi Arjuna masih berjuang dan mengikuti suara-suara yang menjauh. Arjuna digambarkan sebagai sosok yang merasa terasing dan cemas dalam konteks perang yang tak berkesudahan.

(KRESNA)

Bagian terakhir menggambarkan Kresna, karakter penting dalam Mahabharata, yang menawarkan saran dan bimbingan kepada para pejuang. Kresna ingin menenangkan suasana perang dan menunjukkan bahwa kemenangan sejati hanya dapat dicapai dengan mencari kedamaian dalam diri sendiri dan dengan bersatu dengan alam semesta. Puisi ini menggambarkan kebijaksanaan Kresna dan pesannya tentang pentingnya kesadaran dan perdamaian dalam menghadapi konflik.

Secara keseluruhan, "Genderang Kurukasetra" adalah puisi yang menggambarkan berbagai aspek perjuangan, kebingungan, dan bijaksana dalam konteks perang epik Mahabharata. Suminto A. Sayuti menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam untuk menyampaikan pesan filosofis dan moral dalam puisi ini. Puisi ini mengingatkan kita tentang kompleksitas kehidupan dan tantangan yang harus dihadapi oleh manusia.

Suminto A. Sayuti
Puisi: Genderang Kurukasetra
Karya: Suminto A. Sayuti

Biodata Suminto A. Sayuti:
  • Prof. Dr. Suminto A. Sayuti lahir pada tanggal 26 Oktober 1956 di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.