Genderang Kurukasetra
(UTARI)
engkau yang kini tengah berlumur darahmenyandang beban menuju Palaganberhentilah sejenak dan dengarlahmatahari terengah menyaksikankorban demi korban berjatuhandan perangsenantiasa saja akan berkepanjangan:lelaki yang mencoba bertahandan dendam tak berkesudahandan janji seorang manusiatengadahlah, di atasmu matahari dan sayap semestasebab mereka juga akan datang menghampiriusaikan dulu Perang dalam sanubari:sementara genderang bertalu-taluanak-anak panah pun bersintuhan dan melajumenangkan dulu peperangan yang senantiasa jagasepanjang engkau bilang: aku anak manusia
(ABIMANYU)
sebab setiap langkah pasti tinggakalkan jejakperempuan, berhentilah menagis dan berucapgerimis yang membadai dalam palaganmudan berhenti menjadi isaktak kuasa lagi mampu meredakan baradari harga diri yang teriris:pandanglah ujung cakrawala, di sanasayap semesta pasti akan kau dengar kepaknyadi sana matahari dan bulan berlabuh jugatempat angin dan malam akan bermula:simpan dan kekalkan dalam jaring usiatetes darah dari ujung panah inidan kabarkan pada tetangga dunialelaki musti pergi dan tak kenal berhentilantaran hidup adalah pasang surut katadi mimpimu aku bakal jaga
(ARJUNA)
apapun makna keangkuhankalau gendewa patah dan warastra cuma nancap di tanahsenja tengah siap dengan pesta warnadan engkau tetap berjalan mengikutsuara-suara semakin menjauhingin aku guratkan Pulangggenipada bumi paling tepitapi angin telah berangkat tuadan daun-daun Salam pun bergugurandi sini hanya bayang kian memanjangpalagan pun meruang, dan perang: tak juga berkesudahan
(KRESNA)
kalau saja engkau berkenan dan alam bersediaakan aku bakar mahkota ini bersama segumpal kemenyandan seekor kuda putih bakal terpacu di tengah palaganmengibarkan panji, isyarat perang tak lagi bermuladi sini, di tapal-tapal dadadan engkau pun mengertitak ada yang bakal memenangkannyakecuali diri masuk dan alam samadi
Balong, 1981
Puisi: Genderang Kurukasetra
Karya: Suminto A. Sayuti
Catatan:
- Prof. Dr. Suminto A. Sayuti lahir di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Oktober 1956.