Puisi: Kesaksian (Karya Nenden Lilis Aisyah)

Puisi "Kesaksian" karya Nenden Lilis Aisyah menggambarkan perasaan penulis terhadap sebuah peristiwa atau pengalaman yang hampir terjadi, namun ....
Kesaksian


kujadikan sajak ini saksi
untuk segala yang hampir terjadi, di luar rencana,
tak selesai, dan tak sampai-sampai

kujadikan sajak ini saksi
bagi malam yang lamat-lamat memperdengarkan lagi
deru gelombang, kepak camar dari kenangan silam
saat membawa derai tawa kita ke langit kelam

kepuasan demi kepuasan yang dulu kuhirup
kini menjelma udara kecut
kau adalah kapal yang pergi menuju ujung gaib
meninggalkan garis panjang
tak putus-putus menarik dan melukai ingatan

segalanya memang berat, dan terus memberat
seperti napas laut yang kausimpan di dadaku

angin ngilu menyusup ke ulu hati
kerdil, rapuh, di dermaga sunyi, seorang diri
memandang bayang-bayang hari tua
yang tak akan mempertemukan kita


Analisis Puisi:
Puisi "Kesaksian" karya Nenden Lilis Aisyah adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan penulis terhadap sebuah peristiwa atau pengalaman yang hampir terjadi, namun akhirnya tidak terlaksana. Melalui gaya bahasa dan struktur puisi yang khas, penulis menyampaikan perasaan kerinduan, penyesalan, dan kesedihan atas apa yang hampir dicapai namun tak sampai.

Penggunaan Bahasa: Penulis menggunakan bahasa sastra yang kaya akan metafora dan imaji untuk menggambarkan perasaan dan pengalaman yang ingin disampaikan. Gaya bahasa tersebut membuat puisi ini lebih mendalam dan memungkinkan pembaca merasakan perasaan penulis dengan lebih kuat.

Struktur Puisi: Puisi ini terdiri dari beberapa bait dengan beberapa larik pada setiap baitnya. Struktur puisi ini membantu menyampaikan perasaan penulis dengan susunan kata yang indah dan teratur. Pemilihan struktur yang sesuai membantu memperkuat ekspresi puisi.

Makna dan Analisis: Puisi "Kesaksian" menggambarkan rasa kesaksian terhadap sebuah peristiwa atau pengalaman yang hampir terjadi. Penulis menyajikan perasaan ini melalui dua lapisan: pengalaman masa lalu dan rasa penyesalan. Penulis merenungkan momen-momen bahagia yang pernah terjadi, yang kini berubah menjadi kenangan yang pahit dan mengganggu.

Penggunaan metafora seperti "kapal yang pergi menuju ujung gaib" menciptakan gambaran tentang perpisahan yang tak terhindarkan dan merasa jauh dari yang dicintai. Kata-kata seperti "tak putus-putus menarik dan melukai ingatan" menggambarkan rasa luka yang dalam dan berkelanjutan karena kenangan tak terlupakan.

Pada akhir puisi, penulis menunjukkan bahwa perasaan ini tetap ada bahkan ketika waktu berlalu dan orang-orang beranjak menua. Kata-kata "bayang-bayang hari tua yang tak akan mempertemukan kita" menggambarkan harapan yang terkubur dan kehilangan yang tak terhindarkan.

Puisi "Kesaksian" karya Nenden Lilis Aisyah adalah ekspresi mendalam tentang kerinduan dan penyesalan atas pengalaman yang hampir terjadi namun tak sempat terealisasi. Melalui bahasa sastra yang indah dan penggunaan imaji, penulis berhasil menyampaikan perasaan yang mendalam dan melibatkan pembaca dalam perasaan dan pengalaman yang dirasakan penulis. Puisi ini menggambarkan bagaimana kenangan dan rasa kerinduan bisa memengaruhi perasaan dan pikiran seseorang hingga waktu berlalu.

Puisi: Kesaksian
Puisi: Kesaksian
Karya: Nenden Lilis Aisyah

Catatan:
  • Nenden Lilis Aisyah lahir di Malangbong, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 26 September 1971.
© Sepenuhnya. All rights reserved.