Puisi: Pulang (Karya Nenden Lilis Aisyah)

Puisi: Pulang Karya: Nenden Lilis Aisyah
Pulang


"kau yang pulang
adalah kau yang mengerti kerinduanku."
namun, bagaimanakah aku pulang
aku telah menggulung kenangan akan ibu
dan rumah masa lalu
seperti menggulung geribik bekas menjemur padi tadi siang
di sore hari, dalam kesenyapan dan kekelaman gudang belakang

sebab sungguh pedih menatap tubuh ringkih
dan mata yang pernah mengobarkan duka lara
pohon-pohon cengkih yang dibakar
(telah silam kuhirup harum cengkih
yang dipetik dan disiram keringat letih)
sebab nasib sekesat getah manggis muda
yang kutemukan pada tirus wajah bapa
(pipi hitamnya secekung daun kedondong
pandangnya kehilangan keriangan daun-daun kastuba)
setelah sirna kebun dan lumpur sawah
dan semangat kerja menetesi setiap bulir gabah

adikku menapi hari-hari pilu
seolah memisah beras dari pasir dan batu

(aku gamang
tak mengerti lagi arti pulang)


2007-2008

Analisis Puisi:
Yang menarik dari puisi "Pulang" karya Nenden Lilis Aisyah adalah:
  1. Gambaran kesulitan dan perasaan bingung: Puisi ini menggambarkan kebingungan dan kesulitan penulis dalam memahami arti sebenarnya dari pulang. Ia merasa sulit untuk pulang karena telah menyimpan kenangan yang pedih tentang ibu dan rumah masa lalu. Puisi ini menggambarkan perasaan penulis yang terbebani oleh kenangan yang memilukan dan sulit dilupakan.
  2. Metafora gulungan kenangan: Puisi ini menggunakan metafora menggulung kenangan seperti menggulung geribik bekas menjemur padi. Hal ini mencerminkan proses penulis dalam menghadapi kenangan yang sulit dan menyakitkan, seperti menghadapi masa lalu yang seakan-akan terbungkus rapat.
  3. Perasaan kehilangan dan kebingungan: Puisi ini juga menggambarkan perasaan kehilangan dan kebingungan penulis saat melihat kondisi tubuh ibu yang sudah renta dan pohon-pohon cengkih yang dibakar. Ia merasa kehilangan semangat dan kegembiraan yang pernah ada di rumah masa lalu. Hal ini mencerminkan perubahan dan kerinduan yang dirasakan oleh penulis.
  4. Kesedihan adik: Puisi ini juga menyinggung tentang kesedihan adik penulis yang menghadapi hari-hari yang penuh kesedihan dan kesulitan. Adik penulis diibaratkan memisahkan beras dari pasir dan batu, menggambarkan perjuangan dan kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya.
Puisi ini menciptakan suasana yang penuh dengan kesedihan, kehilangan, dan kebingungan. Penulis dengan kuat menggambarkan perasaannya yang rumit dan sulit dalam memahami arti pulang. Puisi ini menggugah emosi pembaca dan mengajak untuk merenungkan makna pulang yang lebih dalam.

Puisi: Pulang
Puisi: Pulang
Karya: Nenden Lilis Aisyah

Catatan:
  • Nenden Lilis Aisyah lahir di Malangbong, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 26 September 1971.
© Sepenuhnya. All rights reserved.