Saat-Saat yang Tak GampangDan Saat-Saat yang Tak Lekas Hilang– Ramdan Malik
Hakikat seorang pejalan bukanlah menghitung langkahJejak itu mencatat kehadiranmuDi rumah-rumah hati, di ranah-ranah sunyiDi tempat-tempat tak terduga waktu tetap terjaga
Air mata yang mudah merembes itupuisi tak tertulis, seperti embun yang kalisNamun buku di rak sanubari menjadi bacaan para malaikat
Pandang matamu tembus ke segala arah:Deretan rumah putih megah sebagai cadar kemiskinanTilas telapak kaki Bapa Ibrahim dalam noktah sejarahPesan yang tercantum pada nisan seorang demonstranBanjir yang senantiasa turut menenggelamkan perasaanKekerdilan fatwa yang kehilangan akar sejarahCinta yang berulang kali tertampik arus kebencian
Gugur TahunLagu dan syair kesukanmu, keindahan tajam sembiluKau membiarkan pintu dan jendela tetap terbukaAlmanak tak pernah berakhir, seperti si bijak yang tak hentiberpikir. Dan helai-helai daun terus berzikir
Di saat-saat yang tak gampang, kita berutang peruntunganpada ketulusan sahabat, mencoba bertumpu pada iman danpengetahuan. “Kepercayaan pada esok dan lusa, aku suka.”Hanya pada segenap kegelapan cahaya memiliki jati diri. Itulahsaat-saat yang tak lekas hilang.
Jakarta, 2016
Sumber: Hujan, Kopi, dan Ciuman (2017)
Catatan:- “Gugur Tahun” adalah judul lagu Leo Kristi
- “Kepercayaan pada esok dan lusa, aku suka” adalah salah satu baris lirik lagu “Marga, Souvenir Pojok Somba Opu” karya Leo Kristi
Puisi: Saat-saat yang Tak Gampang
Karya: Kurnia Effendi
Biodata Kurnia Effendi:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.