Puisi: Sebuah Goa di Puncak Bukit (Karya Suminto A. Sayuti)

Puisi "Sebuah Goa di Puncak Bukit" karya Suminto A. Sayuti menggambarkan perjalanan seseorang menuju pencapaian atau pemahaman yang mendalam dalam ...
Sebuah Goa di Puncak Bukit


di sebuah goa kecil
di puncak bukit
seonggok tubuh kerdil
menggapai-gapai langit

engkau mesti bersabar
menakar diri menakar hati
sebelum lakon digelar
ditabuh dulu si babar layar

jangan dulu bertanya
di mana dalang sejati sembunyi
sebelum diri selesai mendaki
sebelum puncak
sebelum goa terlacak


Makkah, 2004

Sumber: Bangsal Sri Manganti (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Sebuah Goa di Puncak Bukit" karya Suminto A. Sayuti adalah sebuah karya yang singkat namun memikat yang menggambarkan perjalanan seseorang menuju pencapaian atau pemahaman yang mendalam dalam hidup.

Imaji Goa Kecil: Goa dalam puisi ini adalah simbol perjalanan hidup yang mencapai tingkat pemahaman atau kesadaran yang lebih dalam. Goa kecil ini mewakili tempat di mana seseorang menghadapi pertanyaan, tantangan, dan eksplorasi dalam hidup mereka.

Puncak Bukit: Puncak bukit adalah tujuan akhir perjalanan. Ini mewakili pencapaian tertinggi atau pemahaman mendalam yang diinginkan oleh individu.

Tubuh Kerdil: Deskripsi tubuh yang kerdil menggambarkan kerentanan dan keterbatasan manusia. Ini mengingatkan kita bahwa perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam seringkali memerlukan ketabahan dan kesabaran.

Menakar Diri dan Hati: Puisi ini menyarankan pentingnya introspeksi dan refleksi pribadi sebelum seseorang dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam. Menakar diri dan hati berarti memahami siapa diri kita, apa yang kita inginkan, dan bagaimana kita akan mencapai tujuan kita.

Lakon dan Babar Layar: Referensi ini mengacu pada proses perjalanan dan pencapaian. Lakon adalah tahap awal dalam perjalanan menuju pemahaman, sedangkan "babar layar" merujuk pada saat-saat penting dalam hidup yang membutuhkan aksi dan keberanian.

Sembunyi: Pertanyaan tentang di mana dalang sejati sembunyi menyoroti bahwa kadang-kadang, dalam perjalanan hidup, seseorang mungkin tidak tahu atau memahami sepenuhnya siapa yang mengendalikan atau mengarahkan perjalanan mereka.

Kesabaran: Kesabaran adalah tema yang muncul secara implisit dalam puisi ini. Proses mencapai pemahaman mendalam dan mencapai puncak perjalanan memerlukan ketenangan dan kesabaran yang lama.

Terlacak: Kata-kata "sebelum goa terlacak" menggambarkan bahwa dalam perjalanan ini, seseorang mungkin belum tahu persis di mana tujuan akhirnya, tetapi mereka harus melanjutkan dan mencari jawaban seiring berjalannya waktu.

Puisi ini menyampaikan pesan tentang perjalanan pribadi, pencapaian, dan pemahaman dalam kehidupan. Goa di puncak bukit adalah simbol perjalanan yang berharga, dan puisi ini menyoroti pentingnya refleksi, kesabaran, dan tekad dalam menghadapi tantangan dan mencapai pemahaman yang lebih dalam.

Suminto A. Sayuti
Puisi: Sebuah Goa di Puncak Bukit
Karya: Suminto A. Sayuti

Biodata Suminto A. Sayuti:
  • Prof. Dr. Suminto A. Sayuti lahir pada tanggal 26 Oktober 1956 di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.