Puisi: Semua Menulis Klenik (Karya Pudwianto Arisanto)

Puisi "Semua Menulis Klenik" karya Pudwianto Arisanto menggambarkan perjalanan spiritual dan intelektual seseorang dalam menghadapi realitas yang ...
Semua Menulis Klenik

kusimpan matahari merintih dalam galau bukit, dan humus
di pertapaannya bangkit menyepuh kegusaran di bawah yang
tercabik-cabik kerontang. membentang di jiwa hingga bali
aku terjaring pandangan mayat-mayat papandayan melintas

gemulai sektor itu dahulu dikemas tajuk berita, dan telepon
menjadi tumbal investor menggapai nirwana, atau anak cucuku
terisak dan kian sederhana berpindah pulau, tradisi, suami
dicaci-maki nyonya-nyonya yang bugar dalam kesempurnaan
yang sukses mendulang emas dengan menentang katabelece

datang priyayi kujuangkan, engkau dekat sejak obat. bank
menyimpan impian. aku lelap di terowongan kanal pelabuhan
dalam kenikmatan prenjak soal filsafat kujajaki, tetapi
semua menulis klenik ketika tukang pijit mulai senyum

Jakarta, 11/3/1991

Analisis Puisi:

Puisi "Semua Menulis Klenik" karya Pudwianto Arisanto adalah sebuah karya yang memaparkan realitas kompleks dari kehidupan modern, menyelipkan elemen kearifan lokal dan filosofis. Dengan beragam imajinatif, puisi ini menggambarkan perjalanan spiritual dan intelektual seseorang dalam menghadapi realitas yang penuh dengan kebingungan dan kegelisahan.

Penyajian Realitas Beragam: Puisi ini memperlihatkan beragam lapisan realitas, mulai dari gambaran alam dan lingkungan sekitar hingga perjuangan individu dalam mencari makna hidup di tengah kekacauan dunia modern. Matahari yang merintih, galau bukit, humus, dan mayat-mayat papandayan adalah gambaran alam dan kehidupan yang kasar dan penuh penderitaan.

Kritik terhadap Modernitas: Puisi ini juga menyelipkan kritik terhadap modernitas dan budaya konsumerisme. Tumbal investor yang menggapai nirwana, kehilangan tradisi, dan keterpurukan moral di tengah keberhasilan material merupakan gambaran dari keruntuhan nilai-nilai tradisional di bawah arus globalisasi dan modernisasi.

Pencarian Makna dan Kebijaksanaan: Dalam kekacauan tersebut, ada upaya pencarian makna dan kebijaksanaan. Priyayi yang menjadi simbol kearifan lokal dan kebijaksanaan tradisional muncul sebagai sosok yang memberikan harapan dan bimbingan. Namun, upaya pencarian makna ini juga dipenuhi dengan kesulitan dan kebingungan, ditandai dengan "semua menulis klenik" ketika kehidupan terasa semakin tidak pasti.

Pertemuan dengan Kesenangan dan Realitas: Puisi ini mencerminkan pertemuan antara kesenangan intelektual dan realitas yang keras. Meskipun penafsiran filsafat dan perenungan mendalam dilakukan, tetap ada momen ketika realitas sehari-hari, seperti senyum tukang pijat, menunjukkan kedangkalan dan keputusasaan akan pencarian makna hidup.

Puisi "Semua Menulis Klenik" adalah sebuah puisi yang menggambarkan kebingungan dan kegelisahan manusia dalam mencari makna hidup di tengah-tengah kerumitan dunia modern. Dengan gambaran alam dan lingkungan yang kaya serta refleksi terhadap realitas sosial dan spiritual, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai tradisional dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.

Puisi: Semua Menulis Klenik
Puisi: Semua Menulis Klenik
Karya: Pudwianto Arisanto

Catatan:
  • Pudwianto Arisanto adalah penyair kelahiran Pasuruan.
  • Pudwianto Arisanto lahir pada tanggal 25 Juni 1955.
© Sepenuhnya. All rights reserved.