Suluk Tanah Perdikan(perjalanan metarual sepasang elang)
Sepasang elang hitam terbangmenembus cakrawalakala langit kelam dan matahari tenggelammeninggalkan wewangian misteri senja
"Kami sepasang elang pengabdi kata hatimata hatikami manjakan dengan tafsir kebenaranberubah selalu menjadi prasangkayang mensia-siakannamun kesia-siaan itupun menjadi karibkarena setiap kenyataankami sandarkan pada kesadaran"
Sepasang elang hitam terbangtak hirau angin berarak mendungguntur menggemuruh badai
"Sampai letih sayap mengepak gairahSinggah di bibir pantaiMenunggu kembali sang mentariMengeringkan keringat keletihan jiwa kami"
Sepasang elang hitam terbangdari pucuk-pucuk ke tangkai keringdari hutan ke rimbadari matahari ke bulandari bintang ke malamdari ujung cahaya ke kelamdari kesangsian ke-tidak pastiandari peradaban ke-biadabanterbang!terbang!dan terbang!
"Angkasa rayaadalah gurun sahara ketabahanyang ditumbuhi duri-duri warisan purbayang menggoreskan lukaluka kami abadilukisan dewa-dewayang diwarnai mazmur suci"
seperkasa siang menerjangtinggalkan ruang singkirkan waktumencari jalan pintu abadidiikutinya lenggok tarian sungaiberlabuh di jaman suciyang disangga tiang berhala kertasbertumpukan di rongga batok kepala
"Keheningan itupun melahirkan keriuhandalam bahasa senyap batin kamibahasa diam adalah gemuruh lautmenggulung setiap gairah kentalkan semangat
Terbang!terbang!terbang dan terbang!!
Kami terbang!!!bersayap harapKami terbang!!!memerdekakan diritak terikat oleh katatak terikat oleh bentuk
Kami terbang!!!mengibarkan benderakami punya jiwa
Kami terbang!!!melintas-lintas kerakusan imankami terbang!!!terbang!!!!
Kami sepasang elang hitamterbang!!meninggalkan geram serigala di rimba kotayang meninabobokan kenyataanbagai barisan Kurawamendendangkan lagu kematiandi padang Kurusetratidak ada Janaka dan Werkudaraapalagi Yudistira berharap mencuci dendam
Genderang telah bertalumerentangkan tangan membukaseribu jalan matahariGendewa telah siapkami tak punya warastrakami tak tahu mesti berperangmelawan apa?melawan siapa?"Musuh tak berwujuddendam tak berbentukpatahkan saja anak panahjika seruas keberanian pun sirnamulailah mengibarkan bendera duka citadi ladang sawah para petanisebelum padi-padi menguningsebelum jagung-jagung berbijidan burung, tikus, ular, werengberpesta poradi tengah ruwatan jagad
"Nestapa membakari mega-megamenyilaukan mata kami perihketika pasukan berangkatmenyebrangi batasberbekal omong kosong sematakami lelah menunggu monumen kepalsuankami ingin terbang!!!"
Seperti langit dan warna birusepasang elang hitam terbangmembiarkan senja menepitak berlabuhdan dingin mengatup air lautperjalanan ini pun jadi dermaga
1993Puisi: Suluk Tanah Perdikan
Karya: Bambang J. Prasetya
Biodata Bambang J. Prasetya:
- Bambang Jaka Prasetya (atau kadang disingkatnya Bambang JP) lahir di Yogyakarta pada tanggal 28 Oktober 1965.