Puisi: Tubuh Ibu (Karya Kurnia Effendi)
Tubuh Ibu
Malam memasang jubah sunyi, ketika tubuh Ibu menjelmarumah dengan banyak kamar. Detik berjatuhan serupa merjan yanglepas dari ikatan. Bergulir menjauh, merepih bunyi yang taksungguh sampai pada telinga.Seiring gumpalan waktu yang diseret maut,satu per satu benda-benda dalam tubuh Ibu pamit:pankreas, ginjal, empedu, hati, paru-paru, batang otak, dan jantung.Seperti penjaga yang menunaikan tugas, satu demi saturuang dalam tubuh Ibu memadamkan lampu.
Gelap itu sampai ketika pagi memercikkan cahaya matahariTubuh Ibu bercakap-cakap dengan mesin yang seolah serbatahuDi ambang pintu, malaikat telah menunggu. Napas yang tersisa padaserabut kusut di balik dada Ibu mulai dilepas terbang. Dan doaberenang pada genangan udara, meraih tepi, yangmembatasi antara terjaga dan mati suri.
Kini ruh beringsut dari jemari kaki ke lutut, dari paha ke perut, daridada ke rambut. Meninggalkan suhu yang menyusut. Selembutkasihnya sepanjang tujuh puluh satu tahun, tak terhindar rasa sakitsaat meninggalkan raga tempatnya berdiam. Kernyit sejenak diantara kedua mata Ibu merupakan isyarat perpisahan.
Aku tak pernah tahu, ke mana ruh itu pergi: utara atau tenggaraIa menjauh dari tubuh Ibu mungkin dengan rasa pilu yangdititipkannya kepadaku
Slawi, 2011
Puisi: Tubuh Ibu
Karya: Kurnia Effendi
Catatan:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.