Puisi: Dari Sebuah Album (Karya Rita Oetoro)

Puisi "Dari Sebuah Album" menggambarkan perjalanan hidup seorang pelajar dari masa kecil hingga remaja, melibatkan berbagai aspek emosional dan ...
Dari Sebuah Album


1948-1955

selalu kubawakan
penghias mejamu
seikat alamanda
(kucuri dari kebun tetangga)

alangkah keras degup jantungku
mencongak, bukan?
otakku yang kecil tumpul sekali
tapi aku takut angka merah
biarpun aku suka
bebe merah
dan pita merah


1955-1958

selamat pagi, ibu guru
kulihat wajahmu muram
sudahkah kau punya pacar?
terima kasih
karanganku kemarin
kau beri delapan di bawahnya
selamat pagi, pak guru
tidak tahukah engkau
ibu guru selalu membagi
sinar mesra di matanya buatmu?
tapi kukira kau tidak peduli
ah, ibu guru yang malang
sanggulnya begitu jelek
dan gaunnya terlalu kuno


1958-1961

selamat pagi, ibu guru
tadi kepala sekolah menegurku
sebab raporku
bukan main buruknya
— tidak pernahkah kau belajar? desisnya
— ya, pak
saya sibuk sekali
menulis sajak-sajak
tapi saya berjanji
untuk naik kelas —
dan bukankah ternyata
janjiku ini selalu kutepati?


1961-1964

good morning, miss s.k.
bonjour, monsieur a.o.
ketika tersiar berita
bahwa kalian akan menikah
orang-orang berbisik dan mencibir
— alangkah ganjilnya!

tapi simpatiku
lewat sebuah tanda mata
sebab aku juga
sedang jatuh cinta

Sumber: Dari Sebuah Album (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Dari Sebuah Album" karya Rita Oetoro adalah kumpulan potongan kehidupan yang diceritakan melalui pengalaman masa sekolah dari tahun 1948 hingga 1964. Setiap periode memberikan gambaran unik tentang perkembangan seorang pelajar, interaksi dengan guru, dan perasaan pribadi.

1948-1955: Keindahan Alam dan Angka Merah

  1. Kesederhanaan dan Keindahan Alam: Pembukaan puisi membawa kita ke alam yang indah dengan gambaran seikat alamanda yang diambil dari kebun tetangga. Ini menciptakan suasana kesederhanaan dan kecantikan alam yang menjadi kontras dengan perjalanan hidup pelajar.
  2. Ketakutan dan Kesukaan Terhadap Angka Merah: Keadaan fisik pelajar tercermin dalam ketakutan akan angka merah. Meskipun pelajar suka melihat warna merah, namun angka merah di rapor menciptakan kecemasan dan tegangan, menggambarkan dinamika emosional seorang siswa.

1955-1958: Wajah Muram Ibu Guru dan Penghargaan Kepada Pak Guru

  1. Wajah Muram Ibu Guru: Puisi melanjutkan dengan gambaran wajah muram ibu guru, yang mungkin menghadapi tantangan atau kesedihan dalam kehidupannya. Ini menciptakan nuansa empati terhadap ibu guru yang terlihat muram.
  2. Penghargaan Terhadap Pak Guru: Perhatian kepada pak guru menunjukkan perubahan dalam pandangan terhadap guru. Sebuah pertanyaan tentang pacar menjadi refleksi perjalanan waktu dan perasaan siswa terhadap guru yang semula tidak dipedulikan.

1958-1961: Teguran Kepala Sekolah dan Kesibukan Menulis Sajak

  1. Teguran Kepala Sekolah dan Keputusan Menulis Sajak: Puisi menciptakan ketegangan dengan peristiwa teguran kepala sekolah terhadap nilai rapor yang buruk. Kesibukan menulis sajak menjadi tanda bahwa pelajar memiliki kecenderungan artistik dan kreatif yang tidak selalu diakui dalam penilaian akademis.
  2. Komitmen terhadap Janji dan Pertumbuhan Pribadi: Pelajar menunjukkan komitmen terhadap janji untuk naik kelas meskipun kesibukan menulis sajak. Ini menciptakan narasi pertumbuhan pribadi dan dedikasi terhadap passionnya, menggambarkan perjuangan dan tekadnya.

1961-1964: Kabar Pernikahan Guru dan Cinta Pelajar

  1. Berita Pernikahan Guru: Puisi diakhiri perjalanan dengan kabar pernikahan guru, yang pada awalnya mendapat celaan dari orang-orang. Namun, simpati pelajar kepada guru menciptakan kesejukan dan keberanian untuk menyatakan perasaan.
  2. Pertanda Cinta dan Simpati Pelajar: Simpati terhadap guru yang jatuh cinta menunjukkan kedewasaan pelajar dalam memahami dan merasakan perasaan cinta. Puisi ini menggambarkan hubungan guru dan murid yang lebih dari sekadar hubungan pendidikan.
Puisi "Dari Sebuah Album" adalah puisi yang menggambarkan perjalanan hidup seorang pelajar dari masa kecil hingga remaja, melibatkan berbagai aspek emosional dan sosial. Melalui gambaran yang jujur dan indah, Rita Oetoro berhasil menyampaikan pesan tentang perkembangan diri, hubungan dengan guru, dan dinamika perasaan cinta dalam setiap tahap kehidupan.

Puisi: Dari Sebuah Album
Puisi: Dari Sebuah Album
Karya: Rita Oetoro

Biodata Rita Oetoro:
Rita Oetoro (Rita Cascia Saraswati atau Rita Oey) lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada tanggal 6 Desember 1943.
© Sepenuhnya. All rights reserved.