Puisi: Doa (Karya Rita Oetoro)

Puisi "Doa" menggabungkan unsur-unsur keagamaan, filosofis, dan kebijaksanaan hidup. Dengan sederhana namun kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk ...
Doa


Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak
(untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia mengatakan
kepadanya: 'Jadilah'. Lalu jadilah ia.
Al Baqarah
117

mengapa manusia senantiasa tamak dan
menuntut sesuatu yang
bukan haknya?

mengapa manusia seakan ingkar atau
menyesali apa yang
seharusnya terjadi?

berilah kami keberanian dan
kekuatan agar pasrah menerima
segala yang menjadi suratan
segala yang menjadi kehendak-Mu
karena sebenarnya
Kaulah yang maha tahu — akan
segala yang baik dan
terbaik — bagi
diri kami

1986

Sumber: Sangkakala (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Doa" karya Rita Oetoro merupakan sebuah ungkapan doa yang mendalam dan penuh makna. Dengan mengutip ayat Al Baqarah 117, puisi ini merangkai pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang manusia, keinginannya, dan hubungannya dengan Sang Pencipta.

Penggunaan Kutipan Al Qur'an: Penyair memulai puisi dengan mengutip ayat Al Baqarah 117, yang menyampaikan kuasa dan kehendak Allah sebagai pencipta segalanya. Kutipan ini memberikan pondasi spiritual dan otoritas pada pesan yang akan disampaikan.

Pertanyaan Filosofis: Puisi membuka dengan serangkaian pertanyaan filosofis tentang sifat manusia. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merangkum kerentanan dan kebingungan manusia dalam menjalani hidup, terutama terkait dengan tamak, tuntutan yang tidak sesuai, dan rasa ingkar terhadap takdir.

Pertentangan Manusia dan Kehendak Ilahi: Ada sentuhan pertentangan antara apa yang manusia inginkan dan apa yang seharusnya terjadi. Penyair menyoroti kecenderungan manusia yang tamak dan sulit menerima apa yang sudah ditentukan oleh kehendak Ilahi.

Permohonan akan Keberanian dan Kekuatan: Doa dalam puisi ini adalah permohonan kepada Tuhan untuk diberikan keberanian dan kekuatan kepada manusia agar bisa menerima segala ketentuan dan takdir-Nya. Ini mencerminkan pemahaman akan kebutuhan akan ketabahan dan keteguhan hati.

Penerimaan terhadap Suratan dan Kehendak Tuhan: Doa tersebut mengekspresikan keinginan untuk dapat sepenuhnya pasrah dan menerima apa yang sudah menjadi suratan dan kehendak Tuhan. Hal ini menciptakan atmosfer ketenangan dan ketundukan kepada kebijaksanaan Ilahi.

Pengakuan tentang Kebijaksanaan Tuhan: Puisi mengakhiri dengan pengakuan bahwa Allah adalah Yang Maha Tahu dan mengetahui segala yang baik dan terbaik bagi manusia. Ini menciptakan rasa kepercayaan dan keyakinan pada kebijaksanaan Allah.

Puisi "Doa" menggabungkan unsur-unsur keagamaan, filosofis, dan kebijaksanaan hidup. Dengan sederhana namun kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kedalaman eksistensi manusia, pertentangan dengan takdir, dan kebutuhan akan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan hidup.

Puisi: Doa
Puisi: Doa
Karya: Rita Oetoro

Biodata Rita Oetoro:
Rita Oetoro (Rita Cascia Saraswati atau Rita Oey) lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada tanggal 6 Desember 1943.
© Sepenuhnya. All rights reserved.