Puisi: Jejak (Karya Gunoto Saparie)

Puisi "Jejak" karya Gunoto Saparie menggambarkan perasaan keraguan, luka, dan kerinduan terhadap masa lalu yang kelam.
Jejak


mengapakah kau sok tahu
bahwa ada jejakku kelam di kotamu?
tidak, tak pernah terekam dalam catatan
tak kutulis tentang airmata berlinangan

di gedung tua itu banyak kenangan
namun bukannya aku ingin melupakan
meski selalu tergoda pias parasnya
tembok-tembok berlumut saksi rahasia

bukankah aku lama pergi dari sana
meninggalkan riwayat dan ratap
sejarah yang benar-benar gelap
tak peduli lagi bengkak pelupuknya?

mengapakah kau sok tahu
bahwa ada lukaku kekal di kotamu?
o tidak, tak pernah rautnya teraba
aku ingin ingkar, kita pernah ada, bersua...


2020

Analisis Puisi:
Puisi "Jejak" karya Gunoto Saparie adalah karya yang penuh dengan refleksi dan emosi terkait dengan kenangan masa lalu dan hubungan yang berakhir. Dalam puisi ini, penulis membahas tema-tema seperti kenangan, luka, dan kerinduan.

Pertanyaan Terbuka: Puisi ini dimulai dengan sebuah pertanyaan retoris, "mengapakah kau sok tahu," yang menggambarkan keraguan dan kebingungan penulis terhadap seseorang yang tampaknya mencoba mencari tahu tentang jejak dan kenangan mereka.

Jejak Kelam dan Kenangan: Penulis merujuk pada "jejakku kelam di kotamu" dan "jejak lukaku kekal di kotamu," yang mengisyaratkan bahwa penulis pernah memiliki hubungan atau pengalaman yang meninggalkan kenangan buruk. Jejak-jejak ini mungkin mencerminkan luka dan rasa sakit yang masih terasa dalam diri penulis.

Gedung Tua dan Kenangan: Penulis menggambarkan "gedung tua" sebagai tempat yang sarat dengan kenangan. Meskipun penulis ingin melupakan, kenangan-kenangan tersebut tetap hadir dan mengganggu, ditandai oleh "tembok-tembok berlumut saksi rahasia." Ini mencerminkan betapa sulitnya melupakan masa lalu.

Nostalgia dan Rindu: Meskipun penulis pergi dari tempat tersebut dan meninggalkan masa lalu, ada unsur nostalgia dan rindu dalam puisi ini. Penulis merasa tergoda oleh "pias parasnya" dan berharap untuk mengingatkan kenangan-kenangan yang dulunya indah.

Pengabaian dan Pengingkaran: Penulis menyatakan bahwa mereka ingin "ingkar" dan bahwa mereka "pernah ada, bersua." Ini mencerminkan perasaan ingin mengabaikan dan menghindari pengingat tentang masa lalu yang mungkin membawa luka dan kesedihan.

Puisi "Jejak" adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan keraguan, luka, dan kerinduan terhadap masa lalu yang kelam. Penulis merenungkan kenangan-kenangan yang meninggalkan jejak dalam hidup mereka, terutama dalam konteks hubungan yang berakhir. Meskipun mencoba untuk melupakan, penulis merasa tergoda oleh kenangan-kenangan tersebut, tetapi pada saat yang sama, mereka ingin mengabaikannya. Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan manusia terhadap kenangan yang menyertainya sepanjang hidupnya.

Gunoto Saparie
Puisi: Jejak
Karya: Gunoto Saparie


BIODATA GUNOTO SAPARIE

Lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar Kadilangu, Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Pertama Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Kendal, Akademi Uang dan Bank Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Sedangkan pendidikan nonformal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab, Gemuh, Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab, Gemuh, Kendal.

Selain menulis puisi, ia juga mencipta cerita pendek, kritik sastra, esai, dan kolom, yang dimuat di sejumlah media cetak terbitan Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, dan Prancis. Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981),  Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996),  Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, 2019). Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004).  Novelnya Selamat Siang, Kekasih dimuat secara bersambung di Mingguan Bahari, Semarang (1978) dan Bau (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2019) yang menjadi nomine Penghargaan Prasidatama 2020 dari Balai Bahasa Jawa Tengah.

Ia juga pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015). Sejumlah puisi, cerita pendek, dan esainya termuat dalam antologi bersama para penulis lain.  Puisinya juga masuk dalam buku Manuel D'Indonesien Volume I terbitan L'asiatheque, Paris, Prancis, Januari 2012. Ia juga menulis puisi berbahasa Jawa (geguritan) di Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Ia menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta), Tanahku (Semarang), Delik Hukum Jateng (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang), Pemimpin Redaksi Radio Gaya FM (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Faktual (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Otobursa Plus (Semarang), dan Redaktur Legislatif  (Jakarta).

Saat ini ia menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, dan Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua Kelompok Studi Seni Remaja (KSSR) Kendal, Ketua Pelaksana Dewan Teater Kendal, Sekretaris Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Jawa Tengah, Wakil Ketua Ormas MKGR Jawa Tengah, Fungsionaris DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Sekretaris DPD Badan Informasi dan Kehumasan Partai Golkar Jawa Tengah, dan Sekretaris Bidang Kehumasan DPW Partai Nasdem Jawa Tengah. 

Sejumlah penghargaan di bidang sastra, kebudayaan, dan jurnalistik telah diterimanya, antara lain dari Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Penerangan, Menteri Luar Negeri, Pangdam IV/ Diponegoro, dan Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.

Beliau bisa dihubungi melalui email gunotosaparie@ymail.com.
© Sepenuhnya. All rights reserved.