Malam 30 September - 1 Oktober 1965
Gelap malam membelenggu kitaKelompok-kelompok hitam bergerak dari jalan ke jalanPekik mesin truk dan jipkerincing senjata dan topi besibisik-bisik perintah mautsetan-setan gelap dari perut bumilapar darah orang-orang tak berdosaderap sepatu nafas harimaukezaliman, keharaman, kebengisanberkeliaran dalam kotadentum senapan kilat pisaujerit istri, tangis anak-anakYani, Parman, PandjaitanSoeprapto, Soetoyo, TendeanPrajurit yang dibunuh dalam gelap malamDan Irma kecil, gadis manis tak tersenyum lagiYa, Tuhan, tak Engkau lindungi kami?Engkau biarkan sentan-setandan binatang liar merajalela?Mengapa Irma kecil tak boleh tertawa lagi?Tersenyumlah gadis kecildalam sorgaTidurlah prajurit-prajurit di surga,di sana tak ada kezaliman dan pengkhianatandi sana kalian tidur tak tergangguoleh kelompok hitam dalam gelap malammembawa perintah mautdan kezaliman yang haus darahmanusia tak berdosaTidurlah di sorga prajurit-prajurit bangsaTersenyumlah di sorga, Irma kecil.
8 Oktober 1965
Mochtar Lubis menulis di buku hariannya, terjadi rapat raksasa 500 ribu orang di Jakarta menuntut pembubaran PKI, penyingkiran PKI dari MPRS, dan departemen-departemen.
Puisi: Malam 30 September - 1 Oktober 1965
Karya: Mochtar Lubis
Catatan:
- Mochtar Lubis lahir di Padang pada tanggal 7 Maret 1922.
- Mochtar Lubis meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2004 (pada usia umur 82 tahun).