Puisi: Orang di Sebelahku (Karya M. Poppy Hutagalung)

Puisi "Orang di Sebelahku" menceritakan sebuah pertemuan di dalam perjalanan yang penuh dengan misteri, keheningan, dan perenungan diri.
Orang di Sebelahku


Tengadah ia menatapku
entah apa yang dipandang
matakukah?

kami sama berdiaman
tak ada yang kami perkatakan
tapi mata kami banyak berbicara
banyak sekali

sebuah gambar diulurkan kepadaku
aku menyambutnya
– isteriku – katanya

aku mengalih pandang
seperti itukah matanya
padaku yang sedang berangkat besar?

– ya, ya, matamu bening
bayiku seperti  itu pula
kalau ia tidak mati
ia akan seperti kau
manis, cantik
tapi kau teramat sepi
adakah yang salah di hatimu?

aku tak menjawab
di perhentian yang pertama aku segera turun
atau memang masih bocah?

nanti akan kutulis di catatan harianku
memanglah jiwamu masih bocah, anak
diamlah, diamlah.


Sumber: Mimbar Indonesia (22 Februari 1958)

Analisis Puisi:
Puisi "Orang di Sebelahku" menciptakan gambaran puitis tentang sebuah pertemuan di dalam suatu perjalanan, di mana mata menjadi perantara ekspresi dan komunikasi.

Misteri dalam Tatapan: Puisi dimulai dengan deskripsi tentang seseorang yang menatap penyair. Tatapan ini dipenuhi dengan misteri, dan penyair mencoba memahami apa yang dipandang oleh orang di sebelahnya.

Keheningan yang Bermakna: Keheningan menjadi elemen yang kuat dalam puisi ini. Meskipun tidak ada percakapan yang diucapkan, keheningan tersebut penuh dengan arti. Mata yang banyak berbicara menciptakan suatu komunikasi tanpa kata-kata.

Gambaran Isteri dan Bayi: Orang di sebelah penyair memperlihatkan gambar kepada penyair. Gambar tersebut adalah seorang isteri, dan melalui gambar itu, pembaca menyaksikan kedalaman perasaan penyair terhadap kehidupan keluarga.

Analisis Mata dan Kepribadian: Pemilihan kata seperti "matamu bening" dan perbandingan dengan bayi menciptakan gambaran kepolosan dan kecantikan. Namun, penyair mencatat kesepian yang teramat dalam di hati sang orang di sebelahnya.

Refleksi Diri dan Pencarian Makna: Puisi mencapai puncak ketika penyair merenung dan bertanya pada dirinya sendiri apakah ia masih seorang bocah. Pertanyaan ini memunculkan refleksi tentang kedewasaan, keheningan batin, dan keraguan akan kehidupan.

Penggunaan Bahasa yang Sederhana: Bahasa puisi ini sederhana, namun mampu menyampaikan gambaran dan emosi yang mendalam. Penggunaan kata-kata seperti "diamlah, diamlah" pada akhir puisi memberikan kesan penutup yang mengharukan.

Puisi "Orang di Sebelahku" menceritakan sebuah pertemuan di dalam perjalanan yang penuh dengan misteri, keheningan, dan perenungan diri. Dengan gaya bahasa yang sederhana, M. Poppy Hutagalung berhasil menciptakan atmosfer yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna dalam setiap tatapan dan kesunyian. Puisi ini menyoroti kompleksitas emosi manusia dan keindahan yang terkandung dalam pengalaman perjalanan.

Puisi: Orang di Sebelahku
Puisi: Orang di Sebelahku
Karya: M. Poppy Hutagalung

Biodata M. Poppy Hutagalung:
  • M. Poppy Hutagalung lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1941.
  • Setelah menikah dengan penyair A.D. Donggo (pada tahun 1967), namanya menjadi M. Poppy Donggo.
  • M. Poppy Hutagalung merupakan salah satu penyair Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.