Puisi: Pencari Jejak (Karya Rayani Sriwidodo)

Puisi ini berhasil menciptakan gambaran yang kuat tentang perjalanan pencarian diri dan makna hidup melalui keterampilan penggunaan bahasa yang ....
Pencari Jejak


Pencari jejak itu melihat jelas
alur dada putusku di pebukitan

                        Melintas kelepak elang
                                aku melambai dari dasar
jurang                            Menghapus kabut di
kaca batin                            diriku lebam
                        gamang dalam keasyikan
                        mengejar elang

Pencari jejak itu melihat gemas
alur putus-putusku di dinding jurang


2000

Sumber: Selendang Pelangi (2006)

Analisis Puisi:
Puisi "Pencari Jejak" karya Rayani Sriwidodo adalah sebuah karya sastra yang memadukan elemen-elemen alam dengan keadaan batin manusia. Melalui gambaran-gambaran alam, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti perjalanan, kegagalan, dan pencarian makna hidup.

Pencarian Identitas dalam Jejak Pribadi: Puisi "Pencari Jejak" membuka dengan gambaran seorang pencari jejak yang melihat dengan jelas "alur dada putusku di pebukitan." Alur dada yang putus menjadi metafora yang kuat, mengindikasikan suatu keadaan pribadi yang terputus atau terhenti. Pencari jejak di sini mungkin mencerminkan upaya manusia untuk menemukan dan memahami jejak-jejak kehidupan mereka sendiri.

Elang sebagai Simbol Kebebasan dan Ketinggian: Dalam perjalanan pencarian jejak, penyair menggunakan gambaran elang sebagai simbol kebebasan dan ketinggian. Melintas kelepak elang menciptakan citra perjalanan melintasi jurang dan lambaian dari dasar jurang. Elang dapat diartikan sebagai semangat kebebasan yang diikuti oleh upaya untuk menghapus kabut dalam diri dan menemukan kejelasan.

Kaca Batin sebagai Cermin Diri: "Kaca batin" digunakan untuk menggambarkan refleksi diri, dan melalui upaya mencari jejak, penyair berusaha menghapus kabut yang membuat pandangan batinnya lebam dan gamang. Ini menciptakan gambaran tentang kebingungan dalam pencarian identitas dan makna hidup.

Keteguhan dalam Mengejar Eksistensi: Penyair mengejar elang dalam keasyikan, menunjukkan keteguhan dan fokus dalam perjalanan pencarian. Meskipun kabut dan kelebamannya, upaya untuk mengejar eksistensi dan makna tetap menjadi fokus utama.

Jejak yang Gemas di Dinding Jurang: Pencari jejak melihat "alur putus-putusku di dinding jurang." Jejak yang putus-putus menciptakan gambaran kegagalan atau rintangan dalam perjalanan hidup. Dinding jurang menjadi simbol tantangan yang sulit dihadapi.

Bahasa yang Kuat dan Metaforis: Rayani Sriwidodo menggunakan bahasa yang kuat dan metaforis untuk menciptakan gambaran-gambar yang mendalam. Metafora alur dada yang putus dan elang melambai menciptakan dimensi puitis dan menggugah imajinasi pembaca.

Refleksi tentang Hidup dan Perjalanan: Puisi ini secara keseluruhan memberikan kesan bahwa hidup adalah sebuah perjalanan pencarian jejak yang penuh dengan tantangan, kebingungan, dan upaya mencapai pemahaman diri. Refleksi ini memotret manusia sebagai makhluk yang terus berusaha menemukan arti dan tujuan hidupnya.

Kesimpulan yang Terbuka untuk Interpretasi: Puisi "Pencari Jejak" menyajikan kesimpulan yang terbuka untuk interpretasi. Pencarian jejak, meskipun sulit dan penuh rintangan, dapat menjadi langkah awal dalam pemahaman diri dan makna hidup.

Puisi ini berhasil menciptakan gambaran yang kuat tentang perjalanan pencarian diri dan makna hidup melalui keterampilan penggunaan bahasa yang indah dan metaforis. Rayani Sriwidodo berhasil menyampaikan kompleksitas perjalanan hidup manusia melalui gambaran alam dan refleksi batin yang mendalam.

Rayani Sriwidodo
Puisi: Pencari Jejak
Karya: Rayani Sriwidodo

Biodata Rayani Sriwidodo:
  • Rayani Lubis lahir di Kotanopan, Tapanuli Selatan, pada tanggal 6 November 1946.
  • Rayani Lubis meniadakan marga di belakang nama setelah menikah dengan pelukis Sriwidodo pada tahun 1969 dan menambahkan nama suaminya di belakang namanya sehingga menjadi Rayani Sriwidodo.
© Sepenuhnya. All rights reserved.