Puisi: Senyum Ibu (Karya Gunoto Saparie)

Puisi "Senyum Ibu" karya Gunoto Saparie menggambarkan kehangatan, kasih sayang, dan pengorbanan seorang ibu untuk anak-anaknya.
Senyum Ibu

senyum ibu menghiasi hari-hariku
menempuh kehidupan fana, duka, dan suka
senyum ibu adalah puisi, mungkin lagu
kasih sayang tertebar kepada para anaknya

bersama tiga belas saudara di rumah pusaka
kami bermain dan belajar menjadi manusia
mengeja makna perjuangan dan takdir
membaca cinta tulus, setia tanpa akhir

bersama restu, ampunan, dan harapannya
kami tertatih mencari dan mengolah rezeki
memahami arti alif ba ta dan tanda tanya
kami tergagap, begitu saja terlempar ke bumi

senyum ibu menghiasi tahun-tahunku
menempuh perjalanan panjang entah ke mana
senyum ibu adalah harapan, mungkin doa
o, maafkan aku yang hanya bisa menggerutu…

2021

Analisis Puisi:

Puisi "Senyum Ibu" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya yang menggambarkan kehangatan dan kekuatan dalam hubungan antara seorang ibu dan anak-anaknya. Dengan membangun suasana yang penuh dengan kasih sayang dan pengorbanan, penyair menggambarkan peran penting seorang ibu dalam kehidupan keluarga.

Simbolisme Senyum Ibu: Senyum ibu dalam puisi ini menjadi simbol kasih sayang, kehangatan, dan harapan. Senyum ibu dianggap sebagai puisi atau lagu yang memperindah hari-hari dan menghadirkan kekuatan di tengah-tengah tantangan kehidupan. Senyum ibu juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak-anaknya.

Peran Ibu dalam Keluarga: Puisi ini menggambarkan peran ibu sebagai sosok yang menghiasi dan memberikan makna dalam kehidupan keluarga. Ibu tidak hanya sebagai pendamping, tetapi juga sebagai pengajar yang memberikan pelajaran tentang perjuangan, takdir, dan cinta yang tulus kepada anak-anaknya.

Pelajaran Hidup dari Ibu: Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak belajar memahami nilai-nilai kehidupan melalui pelajaran yang diberikan oleh ibu. Bersama dengan saudara-saudaranya, mereka belajar tentang perjuangan, kesetiaan, dan arti sebenarnya dari kasih sayang yang tidak mengenal batas.

Pengorbanan Ibu: Senyum ibu juga menjadi cermin dari pengorbanan seorang ibu. Meskipun melewati perjalanan panjang dan penuh tantangan, ibu tetap menghadirkan senyum dan harapan bagi anak-anaknya. Pengorbanan dan doa yang diberikan ibu mengalir dalam senyumnya yang hangat dan penuh cinta.

Kesimpulan yang Penuh Penghormatan: Puisi ini diakhiri dengan permohonan maaf dari penyair, yang menyadari betapa berharganya kasih sayang dan kehadiran seorang ibu dalam kehidupannya. Permohonan maaf ini mencerminkan rasa hormat dan penghargaan terhadap peran ibu, serta kesadaran akan kebaikan dan cinta yang diberikan.

Puisi "Senyum Ibu" karya Gunoto Saparie adalah sebuah puisi yang mempersembahkan penghormatan dan penghargaan kepada peran seorang ibu dalam kehidupan keluarga. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan penuh makna, puisi ini menggambarkan kehangatan, kasih sayang, dan pengorbanan seorang ibu untuk anak-anaknya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan cinta seorang ibu yang mampu menghadirkan kebahagiaan dan harapan di tengah-tengah kesulitan dan kehidupan yang penuh tantangan.

Gunoto Saparie
Puisi: Senyum Ibu
Karya: Gunoto Saparie

BIODATA GUNOTO SAPARIE

Lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar Kadilangu, Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Pertama Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Kendal, Akademi Uang dan Bank Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Sedangkan pendidikan nonformal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab, Gemuh, Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab, Gemuh, Kendal.

Selain menulis puisi, ia juga mencipta cerita pendek, kritik sastra, esai, dan kolom, yang dimuat di sejumlah media cetak terbitan Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, dan Prancis. Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981),  Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996),  Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, 2019). Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004).  Novelnya Selamat Siang, Kekasih dimuat secara bersambung di Mingguan Bahari, Semarang (1978) dan Bau (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2019) yang menjadi nomine Penghargaan Prasidatama 2020 dari Balai Bahasa Jawa Tengah.

Ia juga pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015). Sejumlah puisi, cerita pendek, dan esainya termuat dalam antologi bersama para penulis lain.  Puisinya juga masuk dalam buku Manuel D'Indonesien Volume I terbitan L'asiatheque, Paris, Prancis, Januari 2012. Ia juga menulis puisi berbahasa Jawa (geguritan) di Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Ia menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta), Tanahku (Semarang), Delik Hukum Jateng (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang), Pemimpin Redaksi Radio Gaya FM (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Faktual (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Otobursa Plus (Semarang), dan Redaktur Legislatif  (Jakarta).

Saat ini ia menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, dan Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua Kelompok Studi Seni Remaja (KSSR) Kendal, Ketua Pelaksana Dewan Teater Kendal, Sekretaris Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Jawa Tengah, Wakil Ketua Ormas MKGR Jawa Tengah, Fungsionaris DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Sekretaris DPD Badan Informasi dan Kehumasan Partai Golkar Jawa Tengah, dan Sekretaris Bidang Kehumasan DPW Partai Nasdem Jawa Tengah. 

Sejumlah penghargaan di bidang sastra, kebudayaan, dan jurnalistik telah diterimanya, antara lain dari Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Penerangan, Menteri Luar Negeri, Pangdam IV/ Diponegoro, dan Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.