Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Anak Bajang Menggiring Angin (Karya Sindhunata)

Puisi "Anak Bajang Menggiring Angin" karya Sindhunata menggambarkan perjalanan spiritual dengan kekayaan simbolisme dan imaji. Melalui tokoh anak ...
Anak Bajang Menggiring Angin


Anak bajang
menggiring angin
naik kuda sapi liar
ke padang bunga
menggembalakan kerbau raksasa
lidi jantan sebatang
disapukan ke jagat raya
dikurasnya samudera
dengan tempurung bocor
di tangannya

di gelaran sayap garudayaksa
naik anak bajang
ke bukit hardacandra
janur gebang berayun-ayunan
anak bajang berarak-arakan
dalam iring-iringan panjang
para pencagakan dan kemamang
di belakang riang memanjang
barisan warudhoyong dan singabarong
dhenokongkrong dan dhadhungwinong
berkebit-kebit di ekor
anak-anak carubawor

paro petang bulan purnama
lelap tertidur anak bajang
dekat perapian kundakencana
dibelai gading gajahmeta
dan bisa permata nagaraja
dengan tikar daun runya

dari negeri atas angin
berhembus nafas
naga giyani dan mintuna
meniupkan samirana dukula
anak bajang terbang
hingga ke puncak mandira
menari-nari bersama kukila

di bawah perempuan menangis
melahirkan pedang
dari luka-luka kedukaan
sedih anak bajang bertanya
bunda kenapa
kaurobek kainmu dengan darah
sedang hendak merayap aku
di antara dua bukit-bukitmu?

gelap pun gulita
dengan empat nafsu cahaya
anak bajang menyalakan dian
teja darpasura
bumi bergoncang
dahana menyala
jaladri pecah
prahara melimbah-limbah

anak bajang dikejar dua manusia
senjatanya pedang emas
payung kencana
menghadang di sana raksasa
mulutnya berlumuran darah
ikan berbisa
anak bajang meronta-ronta
menolak susu wanita
yang menutup payung hitamnya

gemuruh malam kumbang
ular jantan di kiblatan
dipeluk petang jalanan catur denda
anak bajang lari menubruk sunya
langit mendung hujan bintang
matahari padam senyum bulan muram
kusuma terbang merebut singgasana awan

bidadari turun telanjang
di madu-madu buah dadanya
menyusu anak bajang
sekeras duka-dukanya
tangis dan sorak gambiralaya
lahir di saptapratala
dunia tua berusia bayi muda


1983

Sumber: Air Kata-Kata (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Anak Bajang Menggiring Angin" karya Sindhunata adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan imaji, simbolisme, dan nuansa mistis. Penyair dengan cermat menggambarkan perjalanan seorang anak bajang melalui serangkaian gambaran yang memikat dan kaya akan makna.

Mistik dan Simbolisme: Puisi ini menghadirkan suasana mistis dan memanfaatkan banyak simbol yang menciptakan dunia imaginer yang kaya. Anak bajang sebagai tokoh sentral melambangkan kebebasan, keberanian, dan perjalanan spiritual. Berbagai elemen seperti kuda sapi liar, kerbau raksasa, lidi, jagat raya, samudera, dan tempurung bocor semuanya membentuk simbolisme yang mendalam.

Perjalanan Spiritual dan Transformasi: Anak bajang menggiring angin dan melakukan berbagai kegiatan seperti menggembalakan kerbau raksasa dan menguras samudera menciptakan citra perjalanan spiritual. Pergeseran dari padang bunga hingga perempuan yang melahirkan pedang menunjukkan transformasi dan perubahan yang dialami tokoh dalam perjalanan hidupnya.

Ritual dan Tradisi Mitologis: Penyair memasukkan elemen-elemen seperti gelaran sayap garudayaksa, bukit hardacandra, janur gebang, dan berbagai istilah mitologis lainnya. Ini memberikan nuansa ritus dan tradisi mitologis, menciptakan atmosfer yang kaya akan budaya dan filosofi.

Imajinasi dan Kebebasan Artistik: Sindhunata menunjukkan kebebasan artistik dalam menciptakan dunia imajinatif yang kompleks. Puisi ini mengajak pembaca untuk melibatkan imajinasi mereka sendiri, menerima banyak kemungkinan makna, dan merenung tentang keberagaman unsur-unsur simbolis yang dihadirkan.

Gelombang Emosi dan Peristiwa: Melalui penggunaan bahasa yang kaya dan penuh warna, puisi ini mampu menyampaikan gelombang emosi dan peristiwa secara dramatis. Mulai dari kegembiraan anak bajang yang menggiring angin hingga perjuangannya menghadapi raksasa dan susahnya perjalanan spiritual, puisi ini menciptakan dinamika yang memikat.

Keindahan dan Kekuatan Bahasa: Puisi ini memperlihatkan keindahan dan kekuatan bahasa. Pemilihan kata-kata yang tepat, penggunaan imaji yang kuat, dan ritme yang mengalir memberikan nuansa keeksotisan pada setiap bait.

Puisi "Anak Bajang Menggiring Angin" karya Sindhunata adalah sebuah puisi yang menggambarkan perjalanan spiritual dengan kekayaan simbolisme dan imaji. Melalui tokoh anak bajang, penyair berhasil menciptakan dunia mitologis yang penuh warna dan penuh makna. Puisi ini mengajak pembaca untuk memahami bahwa kehidupan dan perjalanan spiritual adalah suatu proses yang kompleks, dipenuhi dengan transformasi, ritual, dan keajaiban.

Sindhunata
Puisi: Anak Bajang Menggiring Angin
Karya: Sindhunata

Biodata Sindhunata:
  • Nama lengkap Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, S.J.
  • Sindhunata (juga dikenal dengan panggilan Rama Sindhu) lahir di Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia, pada tanggal 12 Mei 1952.
  • Sindhunata adalah salah satu sastrawan angkatan 1980-1990an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.