Puisi: Memakan Sepi (Karya Sutan Iwan Soekri Munaf)

Puisi: Memakan Sepi Karya: Sutan Iwan Soekri Munaf
Memakan Sepi


Setelah waktu memakan sepiku di antara bayang-bayang semangkok huruf dan segelas makna yang terhampar di meja hidupku. Kini, waktu – lewat anak-anaknya: detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun – menghisap sisa rindu yang mengalir deras dalam darahku. Mereka telah mengunyah-lumat seluruh langkah untuk kembali padamu.

Di meja ini, tak ada lagi perjamuan: Detik berdiri dari kursinya dan bergegas menampar lengangku yang datang berulang. Menit menangkap, lalu membanting penungguanku yang sia-sia. Jam menghujamkan kegetiran pada setiap tanda-tanda. Hari memberangus mimpi dan membenamkan hidupku dalam lubang kenyataan. Minggu membelenggu keinginan menapak ke bukit-bukit. Bulan membiarkan hiruk-pikuk dan buncah-kerak dalam setiap langkah yang kulewati. Tahun tak pernah lagi memberikan kado, karena rindu sudah terbelah-belah.

Dan sepi adalah es krim yang meleleh. Aku hanya menonton dengan air liur yang dikulum. Tanpa berbuat apa-apa. Waktu memakan sepiku!

Palembang, Juni 2009

Puisi: Memakan Sepi
Puisi: Memakan Sepi
Karya: Sutan Iwan Soekri Munaf

Biodata Sutan Iwan Soekri Munaf:
  • Nama Sebenarnya adalah Drs. Sutan Roedy Irawan Syafrullah.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf adalah nama pena.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf lahir di Medan pada tanggal 4 Desember 1957.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf meninggal dunia di Rumah Sakit Galaxy, Bekasi, Jawa Barat pada hari Selasa tanggal 24 April 2018.
© Sepenuhnya. All rights reserved.