Puisi: Syair Bunga Kangkung (Karya Soni Farid Maulana)

Puisi "Syair Bunga Kangkung" karya Soni Farid Maulana mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan yang tersembunyi dalam situasi ....
Syair Bunga Kangkung


Sekuntum bunga kangkung yang ungu
Tumbuh di antara sampah plastik dan bangkai tikus
Rel kereta api membentang di pinggirnya
Cahaya matahari berkilatan dipantulkan air selokan
Diturih timah hitam. Sekuntum bunga kangkung
Yang mekar di situ adalah bahasa juga ayat-ayat sunyi
Yang kerap diwiridkan angin ke relung hati terdalam

Air selokan yang coklat kadang hijau muda
Mengalir ke hilir. Sesekali bangkai mujair
Timbul tenggelam, terantuk onggokan sampah, nyangkut
Di sela tetumbuhan kangkung
Di situ jiwaku mengembara ke sebuah ruang yang kelam
Di kedalaman tanah ada jerit akar tetumbuhan
Yang terbakar. Rangka besi berjulangan di pusat kota

Dialirkan air selokan ke hulu
Jiwaku berlayar menyisir rumah kertas
Kadang kulihat kupu-kupu terbang mengitar
Bunga kangkung. Ada anak kecil berlari
Menangkapnya. Ada ibu-ibu menyabit kangkung
Tampak sehat dan tak berpenyakit jantung

Aku mengerti inilah bahasa diisyaratkan angin
Juga sepasukan serangga yang berdengung
Adalah keindahan tersendiri yang bermekaran
Sepanjang rel kereta api. Sepanjang hidup
Berlembah dan berjurang kata-kata


1996

Sumber: Horison (April, 2000)

Catatan:
Rumah Kertas = lakon teater karya Nano Riantiarno.

Analisis Puisi:
Puisi "Syair Bunga Kangkung" karya Soni Farid Maulana adalah karya sastra yang menggambarkan keindahan dan makna dalam hal-hal yang sederhana dan terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Puisi ini merangkum perasaan, makna, dan keindahan yang terdapat dalam gambaran bunga kangkung yang tumbuh di lingkungan yang tidak ideal.

Simbolisme Bunga Kangkung: Bunga kangkung digunakan sebagai simbol dalam puisi ini. Kangkung, sebagai tumbuhan air yang tumbuh di lingkungan yang terkontaminasi sampah dan kotoran, mewakili keindahan yang tumbuh di tengah kondisi yang sulit dan tidak ideal. Bunga kangkung ungu juga dapat diartikan sebagai keindahan yang dapat muncul dari tempat-tempat yang tidak terduga.

Kontras dan Keharmonisan: Puisi ini menciptakan kontras antara lingkungan yang kotor dan tidak terawat dengan keindahan bunga kangkung yang tumbuh di tengahnya. Kontras ini menggambarkan bahwa keindahan dan harapan bisa ditemukan bahkan dalam situasi yang paling sulit.

Metafora Rel Kereta Api: Rel kereta api yang membentang di pinggir bunga kangkung menjadi metafora perjalanan hidup. Rel kereta api melambangkan perjalanan hidup yang panjang dan penuh tantangan, sedangkan bunga kangkung mewakili keindahan yang bisa ditemukan dalam setiap tahap perjalanan.

Bahasa Alam dan Alam Batin: Puisi ini menggunakan alam sebagai perpanjangan dari keadaan batin. Bunga kangkung yang tumbuh di alam fisik mencerminkan ayat-ayat sunyi dalam batin manusia. Penggambaran alam memperkuat ekspresi perasaan dan pemikiran penyair.

Refleksi dan Kedalaman Makna: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung dan merasakan makna yang lebih dalam dalam hal-hal sehari-hari. Bunga kangkung dan elemen-elemen lainnya menjadi sumber refleksi tentang keindahan, arti hidup, dan ketekunan dalam menghadapi tantangan.

Narasi Lingkungan Sosial: Puisi ini juga mengandung pesan tentang lingkungan dan kebersihan. Sampah plastik, bangkai tikus, dan air selokan yang tercemar merupakan gambaran lingkungan yang perlu diperhatikan dalam realitas sosial.

Puisi "Syair Bunga Kangkung" karya Soni Farid Maulana mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan yang tersembunyi dalam situasi-situasi sederhana dan penuh tantangan. Melalui penggambaran bunga kangkung dan lingkungan sekitarnya, penyair menyampaikan pesan tentang keindahan, harapan, dan refleksi dalam kehidupan sehari-hari.

Soni Farid Maulana
Puisi: Syair Bunga Kangkung
Karya: Soni Farid Maulana

Biodata Soni Farid Maulana:
  • Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
  • Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.