Puisi: Buah Rindu (Karya Amir Hamzah)

uisi "Buah Rindu," mengekspresikan perasaan rindu yang mendalam terhadap seseorang yang dicintainya. Puisi ini mengekspresikan kerinduan dan ....
Buah Rindu (1)

Dikau sambur limbur pada senja
Dikau alkamar purnama raya
Asalkan Kanda bergurau senda
Dengan Adinda tajuk mahkota.

Di Tuan rama-rama melayang
Di Dinda dendang sayang
Asalkan Kanda selang menyelang
Melihat Adinda kekasih abang.

Ibu, seruku laksana pemburu
Memikat perkutut di pohon ru
Sepantun swara laguan rindu
Menangisi kelana berhati mutu.

Kelana jauh duduk merantau
Di balik gunung dewala hijau
Di seberang laut cermin silau
Tanah jawa mahkota pulau ...

Buah kenangku entah kemana
Lalu mengembara ke sini sana
Haram berkata sepatah jua
Ia lalu meninggalkan beta.

Ibu lihatlah anakmu muda belia
Setiap waktu sepanjang masa
Duduk termenung berhati duka
Laksana Asmara kehilangan seroja.

Bunda waktu tuan melahirkan beta
Pada subuh kembang cempaka
Adakah ibunda menaruh sangka
Bahwa begini peminta anakda?

Wah kalau begini naga-naganya
Kayu basah dimakan api
Aduh kalau begini laku rupanya
Tentulah badan lekaslah fani.

Buah Rindu (2)

Datanglah engkau wahai maut
lepaskan aku dan nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
di waktu ini gelap gulita.

Kicau murai tiada merdu
pada beta bujang Melayu
Himbau pungguk tiada merindu
dalam telingaku seperti dahulu.

Tuan aduhai mega berarak
yang melipud dewangga raya
Berhentilah tuan di atas teratak
Anak Langkat musyafir lata.

Sesaat sekejap mata beta berpesan
padamu tuan aduhai awan
Arah manatah tuan berjalan
di negeri manatah tuan bertahan?

Sampaikan rinduku pada adinda
bisikkan rayuanku pada juita
liputi lututnya muda kencana
serupa beta memeluk dia.

Ibu, konon jauh tanah Selindung
tempat gadis duduk berjuntai
Bunda, hajat hati memeluk gunung
apatah daya tangan tak sampai.

Elang, Rajawali burung angkasa
turunlah tuan barang sementara
Beta bertanya sepatah kata
adakah tuan melihat adinda?

Mega telahku sapa
margasatwa telahku tanya
maut telahku puja
tetapi adinda manatah dia!

Buah Rindu (3)

Puspa cempaka konon kirimkan
pada arus lari ke laut
akan duta kanda jadikan
pada adinda kasih terpaut.

Teja bunga seroja dalam taman
kemala hijau di atas mahkota
orang berikan pada kekanda
tiada kuambil kerana tuan.

Adakah gemerlapan bagi kemala
adakah harum lagi seroja
pada beta tumpuan duka
sebab tuan lalu mengembara.

Tuan lalu tiada berkata
haram sepatah sepantun duli
kanda tinggal sepenuh wangsangka
pilu belas di dalam hati.

Hatiku rindu bukan kepalang
dendam beralik berulang-ulang
air mata bercucur selang-menyelang
mengenangkan adik kekasih abang.

Diriku lemah anggotaku layu
rasakan cinta bertalu-talu
kalau begini datangnya selalu
tentunya kekanda berpulang dahulu.

Tinggalah tuan, tinggalah nyawa
tinggal juita tajuk mahkota
kanda lalu menghadap "dewata"
bertelut di bawah cerpu Maulana.

Kanda pohonkan tuan selamat
ke bawah kaus dewata rahmat
moga-moga tuan hendaklah mendapat
kesukaan hidup ganda berlipat.

Buah Rindu (4)

Kalau kekanda duduk menyembah
duli dewata mulia raya
kanda pohonkan untung yang indah
kepada tuan wahai adinda.

Kanda puja dewa asmara
merestui remaja adik kekanda
hendaklah ia sepanjang masa
mengasihi tuan intan kemala

Anak busurnya kanda gantungi
dengan seroja suntingan hauri
badannya dewa kanda lengkapi
dengan busur sedia di jari.

Setelah itu kanda pun puja
dewata mulia di puncak angkasa
memohonkan Rahman beribu ganda
ia tumpahkan kepada adinda.

Tinggallah tuan tinggallah nyawa
sepanjang hari segenap masa
pikiran kanda hanyalah kemala
dilindungi Tuhan Maha Kuasa.

Baik-baik adindaku tinggal
aduhai kekasih emas tempawan
kasih kanda demi Allah kekal
kepada tuan emas rayuan....

Kalau mega berarak lalu
bayu berhembus sepoi basah
ingatlah tuan kanda merayu
mengenangkan nasib salah tarah.

Kalau hujan turun rintik
laksana air mata jatuh mengalir
itulah kanda teringatkan adik
duduk termenung berhati khawatir.

Sumber: Buah Rindu (1941)

Analisis Puisi:
Dalam puisi "Buah Rindu," Amir Hamzah mengekspresikan perasaan rindu yang mendalam terhadap seseorang yang dicintainya. Puisi ini mengekspresikan kerinduan dan kehilangan dengan menggunakan gambaran alam, cinta, dan hubungan manusia dengan alam.

Ekspresi Rindu: Puisi dimulai dengan menggambarkan rindu yang dirasakan oleh penyair terhadap seseorang yang jauh ("Dikau"). Rindu ini menciptakan perasaan kesunyian dan kekosongan.

Hubungan Spesifik: Bait ini menyoroti hubungan khusus antara penyair ("Kanda") dengan orang yang dirindukan ("Adinda"). Puisi menggambarkan hubungan yang penuh kasih dan perhatian.

Gambaran Alam dan Kerinduan: Amir Hamzah menggunakan gambaran alam seperti "Tuan rama-rama melayang" dan "Dinda dendang sayang" untuk mengilustrasikan keadaan dan perasaan dalam rindu. Hubungan antara Kanda dan Adinda seperti pemandangan alam yang indah.

Kehilangan dan Kepergian: Bait ini menggambarkan kehilangan seseorang yang dicintai, dan bagaimana kenangan tentang hubungan itu menjadi sangat berarti dan membuat Kanda merasa seperti seorang pemburu yang memikat perkutut.

Ibu dan Pemintaan Anak: Bait ini membangkitkan pertanyaan apakah keinginan Kanda untuk memiliki hubungan dengan Adinda merupakan hal yang alami atau tidak. Penyair mempertanyakan apakah ibu ("Bunda") memiliki harapan seperti ini.

Kesendirian dan Rindu: Puisi ini menggambarkan perasaan kesendirian dan rindu penyair. Gambaran tentang Kanda yang duduk termenung dan berhati duka menjadi gambaran yang kuat tentang kehilangan.

Mega dan Alam: Bait ini menggambarkan hubungan antara keadaan alam seperti cuaca dan perasaan penyair. Mega dan alam seolah-olah menjadi cerminan perasaan rindu dan kehilangan.

Permohonan dan Doa: Puisi ini menyiratkan permohonan kepada alam ("dewa asmara") untuk mendapatkan berita tentang Adinda. Ada nuansa religius dan spiritual dalam permohonan ini.

Pesan dan Makna: Puisi "Buah Rindu" karya Amir Hamzah mengandung pesan tentang rindu yang mendalam dan kerinduan terhadap seseorang yang jauh. Puisi ini menggambarkan perasaan rindu yang menciptakan gambaran tentang kekosongan, kesunyian, dan kerinduan yang membekas.

Gaya Penulisan dan Bahasa: Amir Hamzah menggunakan bahasa yang indah dan gambaran alam yang kuat untuk menggambarkan perasaan rindu dan kehilangan. Puisi ini mengandung aliran pikiran yang kuat dan mendalam.

Konteks Emosional: Puisi ini menggambarkan perasaan rindu dan kehilangan yang sangat dalam dan mendalam. Penyair merasa terikat oleh perasaan ini dan menggunakan gambaran alam untuk menyampaikan perasaannya.

Puisi "Buah Rindu" oleh Amir Hamzah adalah sebuah karya yang mengangkat tema rindu dan kerinduan. Melalui gambaran alam dan perasaan penyair, puisi ini menggambarkan keadaan emosional yang kuat dan hubungan yang berarti antara penyair dan orang yang dirindukannya.

Amir Hamzah
Puisi: Buah Rindu
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.