Puisi: Fantasi Pantai (Karya Herwan FR)

Puisi "Fantasi Pantai" karya Herwan FR mengajak pembaca untuk merenungkan konflik internal dan eksternal yang hadir dalam kehidupan manusia, serta ...
Fantasi Pantai

Cuaca mengajariku bercengkerama dengan asin
Pantai, deret perahu, dan bakul-bakul ikan.

Ketentraman bagai layar terbuka antara debur
Ombak dan warna bulan.
Kelak, kutulis kisah
Kisah panjang pelayaran, bagai Sinbad dalam Dongengan.
Aku ingin mencium kembali amis
Kelepak ikan di sela-sela jaring itu.
Tapi, Sungguh terlanjur.
Di sini, kenanganku dibabat
Habis batu-batu melayang dan pancuran gas air
Mata, juga letus tembakan.
Aku terperanjat,
Dan kutemukan diriku di tengah para serdadu.

Bagai perang di dalam televisi.

Akhirnya aku menulis kisah tukang nanas
Porak-poranda, warung makan Padang yang
Pecah kacanya.
Tak ada selain itu, kecuali Lengking adzan yang melintas enteng di telinga
Mereka.
Fantasi matahari bagi kalbu pantaiku.

Bandung, 1998

Analisis Puisi:

Puisi "Fantasi Pantai" karya Herwan FR adalah sebuah refleksi terhadap hubungan manusia dengan alam, serta konflik antara fantasi dan realitas. Melalui penggunaan gambaran pantai yang indah, penyair membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang penuh makna.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini dimulai perjalanan dengan menggambarkan hubungan intim antara manusia dan alam. Cuaca, pantai, perahu, dan ikan menjadi elemen-elemen yang membentuk lanskap kehidupan sehari-hari di pinggir pantai.

Kisah Panjang Pelayaran: Penyair menggambarkan keinginan untuk menulis kisah panjang pelayaran yang epik, seperti kisah-kisah Sinbad dalam dongeng. Ini mengisyaratkan keinginan untuk menjalani petualangan dan membangun narasi hidup yang penuh dengan pengalaman dan petualangan.

Tabrakan dengan Realitas Pahit: Namun, fantasi penyair dihancurkan oleh realitas yang keras. Kenangannya tentang pantai terganggu oleh kehadiran batu-batu melayang, pancuran gas air, dan letusan tembakan, menyiratkan konflik dan ketidakamanan yang hadir di sekitarnya.

Perang di Dalam Televisi: Penyair merujuk pada pengalaman perang yang ia lihat di televisi. Ini mencerminkan ketegangan dan kekerasan yang hadir dalam kehidupan nyata, yang berkontras dengan fantasi keindahan pantai.

Pemulihan dalam Kenangan Manis: Meskipun dihadapkan pada kehancuran dan kekerasan, penyair menemukan keselamatan dalam kenangan manis. Lengking adzan dan fantasi matahari mengingatkan akan kedamaian dan keindahan yang ada di hati dan pikiran.

Puisi "Fantasi Pantai" merupakan perjalanan emosional yang menarik, menggabungkan keindahan alam dengan realitas yang keras. Melalui puisi ini, Herwan FR mengajak pembaca untuk merenungkan konflik internal dan eksternal yang hadir dalam kehidupan manusia, serta kekuatan yang dimiliki fantasi untuk memberikan keselamatan dan ketenangan dalam puing-puing realitas yang keras.

Puisi: Fantasi Pantai
Puisi: Fantasi Pantai
Karya: Herwan FR

Biodata Herwan FR:
  • Herwan FR lahir di Cerebon, pada tanggal 14 Juni 1971.
© Sepenuhnya. All rights reserved.