Puisi: Ejaan Baru (Karya P. Sengodjo)

Puisi: Ejaan Baru Karya: P. Sengodjo
Ejaan Baru


Siapa sepandir itu, masih terus bersungut mengagum gigi gugur
jelas terdengar di sela dengung mendedas
sedangkan wanita, pun progresif: cinta-udara, katanya
tapi hakekatnya, semesta menurut jejak berlingkar - 

Justru bulan, matahari dan planet-planet
apa pula manusia-sekadar-singgah
"auf wiedersehen" selalu sebagai embur terakhir
dan infinitum nafi = infinitum isbat.

Sumber: Panca Raya (Juli, 1947)

Puisi: Ejaan Baru
Puisi: Ejaan Baru
Karya: P. Sengodjo

Biodata P. Sengodjo:
  • P. Sengodjo (nama sebenarnya adalah Suripman) lahir di Desa Gatak, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, pada tanggal 25 November 1926.
  • Dalam dunia sastra, Suripman suka menggunakan nama samaran. Kalau menulis puisi atau sajak, ia menggunakan nama kakeknya, yaitu Prawiro Sengodjo (kemudian disingkat menjadi P. Sengodjo). Kalau menulis esai atau prosa, ia menggunakan nama aslinya, yaitu Suripman. Kalau menulis cerpen, ia juga sering menggunakan nama aslinya Suripman, tapi kadang-kadang menggunakan nama samaran Sengkuni (nama tokoh pewayangan).
© Sepenuhnya. All rights reserved.