Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Bumiayu (Karya Piek Ardijanto Soeprijadi)

Puisi: Bumiayu Karya: Piek Ardijanto Soeprijadi
Bumiayu (1)

Jamilah
Bumiayu betapa indah
bumimu terbentang hijau muda
selalu merangsang hidup bercinta

bangun subuh temerang timur
harapan tumbuh sawah subur
mata terpenuhi padi bunting pagi bening
mandang gunung luka hilang lari ke tebing

menatap perempuan bukit berkulit lembut
turun ke kota nggendong daun berkerudung kabut
sepanjang jalan berbatu gunung tertapis lempung
degup hidup sendu desa terus tersenandung

Sendiri menyusuri pinggir sawah
sampai senja pun aku betah
ah angin pagi mengusap hati
bergoyang girang bulir padi


Bumiayu (2)

Jamilah
Bumiayu betapa manis
bumimu berpayung langit biru
lelah menerawang rindu

bangun subuh segar udara
angin gunung menusuk batas kota
harapan mekar padi tua sawah mengemas
ke sekitar luas tersebar beras mengapas

sepi menyusuri jalan raya dari utara
gedung-gedung masih bisu di pagi buta
sebentar kusilangkan lengan atas jembatan
gericik kali menceritakan hangatnya kehidupan

sendiri di muka masjid kau lewat berbaju kuning
bandul kalung emas manis menghias dadamu gading
ah gadis gunung berwajah sumringah
mau menyapamu dadaku retak rengkah


Puisi: Bumiayu
Puisi: Bumiayu
Karya: Piek Ardijanto Soeprijadi

Biodata Piek Ardijanto Soeprijadi:
  • Piek Ardijanto Soeprijadi (EyD Piek Ardiyanto Supriyadi) lahir pada tanggal 12 Agustus 1929 di Magetan, Jawa Timur.
  • Piek Ardijanto Soeprijadi meninggal dunia pada tanggal 22 Mei 2001 (pada umur 71 tahun) di Tegal, Jawa Tengah.
  • Piek Ardijanto Soeprijadi adalah salah satu sastrawan angkatan 1966.
© Sepenuhnya. All rights reserved.