Puisi: Senja Nipah (Karya Isma Sawitri)

Puisi "Senja Nipah" karya Isma Sawitri menggambarkan pemandangan senja di tengah hutan nipah dan mengeksplorasi perasaan nostalgia, kerinduan, dan ...
Senja Nipah

Senja melambai di pucuk-pucuk nipah
pucuk-pucuk langitnya pucat
antara gerimis hampir tiada

Deru debu kembalikan haru
kesumat rindu pulang padamu
pulang ke alir bening memendam
pulang mencari bau ilalang

Senja hinggap di batas-batas cakrawala
hinggap tanpa suara hanya isyarat
terkilas pada permukaan air yang mengelap
pada keteduhan hutan di belakang
dan sepi yang tiba-tiba menyergap

Senja menggapai pelepah nipah yang terendah
menggapai inginku tersuruk-suruk di bawah
adakah kesenyapan yang sama akan terasa
bila tangan merengkuh tanah

Merengkuh ke kalbu riuh rusuh
mengeluh ke jiwa kusam kumuh
resah semula kiah resah
di sini cinta tidakkan berumah
tiada bertiang
tiada terpancang

Belukar dalam hutan menyemak tak jadi kayu
air tanpa riak waktu tunduk padamu
perahu terdampar di tepi sepi angin mati
aku kembali aku pergi

Sumber: Horison (Juni, 1983)

Analisis Puisi:
Puisi "Senja Nipah" karya Isma Sawitri adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pemandangan senja di tengah hutan nipah dan mengeksplorasi perasaan nostalgia, kerinduan, dan pertanyaan tentang eksistensi manusia. Puisi ini menciptakan gambaran yang indah tentang alam dan perasaan individu.

Gambaran Senja dan Alam: Puisi ini memulai dengan gambaran tentang senja yang melambai di pucuk-pucuk nipah. Gambaran ini menciptakan suasana yang tenang dan damai. Alam, dengan pucuk-pucuk nipah dan hutan, adalah bagian integral dari puisi ini dan menciptakan latar belakang yang indah.

Nostalgia dan Kerinduan: Puisi ini menciptakan perasaan nostalgia dan kerinduan. Kata-kata seperti "kesumat rindu pulang padamu" dan "pulang mencari bau ilalang" mencerminkan perasaan ingin kembali ke tempat yang dulu dikenal, di mana kenangan manis masih hidup.

Perasaan Kebersamaan dengan Alam: Puisi ini menunjukkan perasaan kebersamaan dengan alam. Individu merasa terhubung dengan alam sekitarnya, seperti perahu yang terdampar dan hutan yang menyemak. Ini menciptakan gambaran tentang manusia sebagai bagian dari alam.

Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini mengandung pertanyaan eksistensial tentang makna hidup dan kematian. Tanyaan seperti "adakah kesenyapan yang sama akan terasa bila tangan merengkuh tanah" menciptakan pemikiran tentang siklus kehidupan dan akhirnya kembali ke alam.

Bahasa dan Struktur: Isma Sawitri menggunakan bahasa yang puitis dan gambaran yang kuat untuk menciptakan suasana dalam puisi ini. Struktur puisi ini terdiri dari beberapa bait yang menciptakan ritme yang tenang, mencerminkan suasana damai senja.

Puisi "Senja Nipah" adalah karya sastra yang menggambarkan pemandangan senja yang indah di hutan nipah dan mengungkapkan perasaan nostalgia, kerinduan, dan pertanyaan eksistensial. Puisi ini menyoroti kebersamaan manusia dengan alam dan menciptakan gambaran yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan lingkungan alamnya.

Isma Sawitri
Puisi: Senja Nipah
Karya: Isma Sawitri

Biodata Isma Sawitri:
  • Isma Sawitri lahir pada tanggal 21 November 1940 di Langsa, Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.