Puisi: Demikian (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Demikian" karya Sutan Takdir Alisjahbana menghadirkan gambaran tentang kehidupan yang memancarkan kegembiraan dan keemasan, serta ...
Demikian...

Ya, ya tuan Pirngadi,
Demikianlah ingatan beta kehendaki:
Muda gembira di puncak bahagia,
Berhias emas mempelai remaja
Dan penuh ria sinar segala.

Demikian ia hendak kubawa:
Matahari bersinar di langit terang,
Memberi hidup menunda tenaga,
Selama mata belum tertutup,
Sebelum tangan tersusun...

8 Mei 1935

Sumber: Tebaran Mega (1935)

Analisis Puisi:

Puisi "Demikian" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah ungkapan dari seorang pria yang merenungkan kenangan dan kebahagiaan masa muda, serta menyampaikan keinginan untuk menjaga semangat dan kehidupan yang penuh makna sampai akhir. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun menggugah, penyair menghadirkan gambaran tentang kehidupan yang memancarkan kegembiraan dan keemasan, serta mengingatkan akan pentingnya memanfaatkan setiap momen yang diberikan.

Tema

Tema utama dari puisi ini adalah kenangan, kebahagiaan, dan makna hidup. Penyair menciptakan gambaran tentang masa muda yang penuh kegembiraan dan semangat, serta menyoroti pentingnya memanfaatkan setiap momen dalam hidup dengan penuh kehidupan dan makna.

Struktur

Puisi ini terdiri dari dua bait dengan panjang lima baris per bait, menciptakan ritme yang dinamis dan aliran yang mengalir. Struktur ini memberikan kesan pergerakan dan pengembangan pikiran yang berangsur-angsur, mencerminkan proses refleksi dan introspeksi sang penyair terhadap kenangan dan harapan masa muda.

Gaya Bahasa

Alisjahbana menggunakan berbagai perangkat gaya bahasa untuk menyampaikan pesannya dalam puisi ini:
  1. Dialog Dalam Pikiran: Penyair berbicara kepada dirinya sendiri atau kepada sosok yang tidak terlihat, seperti "tuan Pirngadi," menciptakan kesan percakapan internal yang intim.
  2. Imaji: Deskripsi visual seperti "matahari bersinar di langit terang" menciptakan gambaran tentang pemandangan yang indah dan menyegarkan, menghadirkan suasana kegembiraan dan semangat.
  3. Metafora: Matahari dan tangan dipergunakan sebagai metafora untuk waktu dan kehidupan. Matahari yang bersinar melambangkan hidup yang penuh semangat dan makna, sedangkan tangan yang tersusun melambangkan pencapaian dan kelengkapan dalam hidup.
  4. Diksi Sederhana: Penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat, seperti "gembira," "terang," dan "sinar segala," memberikan kesan yang hangat dan membangkitkan semangat.

Makna dan Simbolisme

  1. Muda Gembira di Puncak Bahagia: Melambangkan masa muda yang penuh kegembiraan, semangat, dan potensi.
  2. Matahari Bersinar di Langit Terang: Melambangkan kehidupan yang penuh semangat, keceriaan, dan kebermaknaan.
  3. Tuan Pirngadi: Mungkin merupakan sosok yang dipuja atau dihormati oleh penyair, atau mungkin merupakan representasi dari suara hati atau kesadaran batin yang mengingatkan akan pentingnya menjalani hidup dengan semangat dan kehidupan yang penuh makna.
Puisi "Demikian" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah ungkapan yang indah tentang kenangan masa muda, kebahagiaan, dan makna hidup. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, Alisjahbana menghadirkan gambaran tentang kehidupan yang dipenuhi dengan semangat, keceriaan, dan kebermaknaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya memanfaatkan setiap momen dalam hidup dengan penuh kehidupan dan makna, serta menghargai kenangan dan kebahagiaan yang pernah dialami.

Sutan Takdir Alisjahbana
Puisi: Demikian
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana:
  • Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  • Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  • Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.