Puisi: Lagu (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Lagu" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggunakan gambaran tentang alam, suasana malam, dan aktivitas menulis untuk mengeksplorasi tema ....
Lagu

Berdetak-detak dan berderas-deras bunyi mesin tulisku membelah malam. Di atas meja berserak kertas dan berlintangan buku. Sinar lampu lenyap mengabur ke luar jendela.

Datang suara menggetar dari jauh, sayup seni berbuai-buai. Bertambah cepat iramanya menari-nari, tiada tertahan melambai menghimbau-himbau. Sebentar curahan hasrat putus-putus, Seketika limpahan kasih yang mengalir membanjir. Terus ia mengalun, memanggil dan menyongsong... sekejap terputus terhenti seperti ratap yang memuncak dipotong sedu mendesak ke leher.

Merdu pula ia menekan kembali, mengalun meriak dan mesra melenyap dalam kesunyian malam yang jauh....

Wahai, tiada kuketahui mesin tulisku terhenti!

Lena berdirilah beta menuju ke luar mencari rayuan rindu. Sejuk rasanya angin malam membelai pipiku. Alangkah mesranya seluruh alam dalam pelukan sepi!

Beta duduk di atas bangku dan menengadah ke langit lengkung menyambut sinar bintang tercurah ke bumi.

Ke dalam jiwaku yang hasratkan lagu perlahan-lahan mengambang suara seni sayup dari jauh. Membuailah beta di atas riak, nikmat terlenyap dalam rayuan alun.

Tiada tahu beta berapa lama meninggalkan waktu dan tempat, hilang terirama dalam lagu-Mu, Tuhan.

Maka nampaklah pula beta bintang berkelip dan beratlah bunyi keluhku mengaduh.

Aku masuk pula ke dalam menghadapi mesin tulis. Dalam detak dan derasnya terdengar beta irama lagu.

21 Mei 1935

Sumber: Tebaran Mega (1935)

Analisis Puisi:

Puisi "Lagu" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah refleksi yang dalam tentang inspirasi dan pencarian keindahan dalam kesunyian malam. Penyair menggunakan gambaran tentang alam, suasana malam, dan aktivitas menulis untuk mengeksplorasi tema kegembiraan penciptaan, keindahan seni, dan hubungan antara manusia dengan alam serta Tuhan.

Tema

Tema utama dari puisi ini adalah pencarian dan pengalaman keindahan melalui seni, terutama melalui lagu. Penyair merenungkan proses kreatif dan inspirasi, serta hubungan spiritual antara pencipta dan penciptaan.

Struktur

Puisi ini terdiri dari beberapa bait dengan panjang baris yang bervariasi, menciptakan ritme yang berirama dan mengalir seperti lagu. Struktur puisi ini mencerminkan perjalanan perasaan dan pikiran penyair dari kegelapan menuju cahaya, serta perubahan suasana dari kesibukan kreatif hingga keheningan malam.

Gaya Bahasa

Alisjahbana menggunakan bahasa yang puitis dan deskriptif untuk menggambarkan pengalaman dan perasaannya:
  1. Imaji: Penggambaran visual tentang mesin tulis yang "membelah malam" dan suasana malam yang sunyi menciptakan gambaran yang hidup tentang atmosfer puisi.
  2. Metafora: Lagu digambarkan sebagai "rayuan rindu" dan "rayuan alun," menunjukkan pentingnya seni sebagai sarana untuk mengungkapkan emosi dan keindahan.
  3. Personifikasi: Mesin tulis diperlakukan seolah-olah memiliki kehidupan sendiri, menambahkan dimensi spiritual pada proses kreatif.

Makna dan Simbolisme

  1. Lagu: Mewakili keindahan seni dan pencarian inspirasi. Lagu juga dapat dipahami sebagai metafora untuk hubungan spiritual antara manusia dan Tuhan.
  2. Malam: Mewakili keheningan, refleksi, dan pencarian keindahan di tengah ketenangan alam.
Puisi "Lagu" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah refleksi yang dalam tentang pencarian dan pengalaman keindahan melalui seni, terutama melalui lagu. Penyair menggunakan gambaran tentang alam, suasana malam, dan proses kreatif untuk mengeksplorasi tema kegembiraan penciptaan, keindahan seni, dan hubungan antara manusia dengan alam serta Tuhan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan di sekitar kita dan pentingnya seni sebagai sarana untuk menyampaikan emosi, keindahan, dan spiritualitas.

Puisi: Lagu
Puisi: Lagu
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana
  • Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  • Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  • Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.