Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Gugur (Karya Erni Sulistiawati)

Puisi "Gugur" karya Erni Sulistiawati menggambarkan perjalanan cinta yang pada awalnya dipenuhi oleh keindahan dan kebahagiaan, namun kemudian ...
Gugur


Kau hanya mencintai bunganya
Namun sama sekali tak merawat akarnya
Maka ketika musim gugur tiba
Kau tidak tahu harus berbuat apa
Kemudian pergi meninggalkannya begitu saja

Dia akan tetap mekar walau daunnya runtuh
Meskipun dirinya sudah tak utuh
Seakan terlihat tetap bahagia
Meskipun yang pernah mendampinginya pergi
Dan kini dia sendiri...

2022

Analisis Puisi:
Puisi "Gugur" karya Erni Sulistiawati menggambarkan perjalanan cinta yang pada awalnya dipenuhi oleh keindahan dan kebahagiaan, namun kemudian berakhir dengan kesedihan dan kehilangan.

Metafora Taman dan Bunga: Puisi dimulai dengan metafora taman dan bunga sebagai simbol cinta. Keindahan bunga mencerminkan awal hubungan yang penuh cinta dan kebahagiaan. Namun, perhatian hanya terfokus pada kecantikan fisik, tanpa memperhatikan aspek-aspek yang lebih dalam dari hubungan.

Ketidakpedulian terhadap Akar: Pemilihan kata-kata seperti "tak merawat akarnya" mencerminkan sikap yang kurang peduli terhadap dasar-dasar dan kestabilan hubungan. Akar disini dapat diartikan sebagai fondasi yang mendukung hubungan, dan ketidakpedulian terhadapnya bisa menyebabkan kelemahan dan kehancuran.

Musim Gugur sebagai Metafora Kehilangan: Musim gugur dalam puisi menjadi metafora untuk kehilangan dan penurunan. Seperti musim gugur yang membuat daun-daun rontok, hubungan juga mengalami penurunan dan akhirnya kematian. Penulis menggambarkan keadaan ini sebagai sesuatu yang tak terelakkan.

Kehadiran dan Pergi Tanpa Jejak: Penggunaan kata-kata "pergi meninggalkannya begitu saja" menyiratkan kepergian yang tiba-tiba dan tanpa jejak. Ini mungkin mencerminkan pengkhianatan atau pemutusan hubungan yang tiba-tiba, meninggalkan rasa kehilangan dan kebingungan.

Bunga yang Tetap Mekar Namun Tidak Utuh: Pemilihan kata-kata "Dia akan tetap mekar walau daunnya runtuh" menyoroti ketahanan seseorang di tengah kesedihan dan kehilangan. Namun, kata "meskipun dirinya sudah tak utuh" menunjukkan bahwa meski tampak bahagia, ada kelemahan dan kehancuran di dalam.

Kesendirian dan Kehilangan: Puisi menggambarkan kesendirian dan kehilangan yang dialami oleh seseorang setelah pasangannya pergi. Meskipun bunga tetap mekar, kebahagiaan telah berubah menjadi kesepian dan kekosongan.

Penyimpangan dari Ekspektasi: Puisi ini menghadirkan gambaran tentang bagaimana ekspektasi awal terhadap cinta seringkali dapat menyimpang dari kenyataan. Cinta yang hanya didasarkan pada keindahan fisik atau kesenangan sesaat mungkin tidak mampu bertahan dalam menghadapi cobaan.

Keterbatasan dalam Menilai Cinta: Penyair menunjukkan keterbatasan dalam menilai cinta hanya dari sisi luar. Fokus pada kecantikan visual tanpa memahami kedalaman dan kompleksitas hubungan dapat membawa pada ketidakstabilan dan kekecewaan.

Puisi "Gugur" menyajikan gambaran yang mendalam tentang perjalanan cinta yang awalnya bahagia, namun berakhir dengan kesedihan dan kehilangan. Melalui simbol-simbol seperti musim gugur dan bunga, penulis menggambarkan perubahan emosional dan perjalanan dari kebahagiaan hingga kesendirian.

Erni Sulistiawati
Puisi: Gugur
Karya: Erni Sulistiawati

Biodata Erni Sulistiawati:
Erni Sulistiawati lahir pada tanggal 27 Desember 2002 di Banyumas.
© Sepenuhnya. All rights reserved.