Bias Perjalanan
(Buat Rivai Yogi penyair "Perjalanan")
Benarlah katamu, kawan
bahwa, apa guna menghitung langkah
yang tertinggal jadi jejak
yang akan mengabur jalan sejarah
karena langkah itu baru berarti
kalau dituju ke dalam diri
tidak risau pada waktu sudah berlari.
Kenapa pula kau katakan
bahwa, yang berlalu hampa semata
untuk menempuh jalan maju
orang perlu berganti baju
berganti bulu.
Mungkin,
kau tak merasa luka tak tersembuh
bekas tusukan taji beripuh
hingga jasad melumpuh
sampai harkat meluluh
perjaka yang terancam mati terbunuh
dalam jilatan api revolusi melepuh
yang marak oleh tiupan nafas keruh.
Mungkin,
kata-katamu bisa jadi penenang lega
karena percik kebenaran dari apimu
jauh beda dengan apinya yang menyala
meski berasal sama apinya dan apimu
namun dari bahan bakar berbeda.
Karena itu, kawan
kata-katamu yang memukau
takkan menyembuhkan hati yang luka
karena dia tidak melangkah menuju ke hati
seperti kau
yang matang oleh panjangnya usia
ketika revolusi kau sertai.
13 Januari 1951
Analisis Puisi:
Puisi "Bias Perjalanan" karya A.A. Navis adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan hidup dan pengalaman seseorang dalam menghadapi berbagai tantangan.
Refleksi tentang Perjalanan Hidup: Puisi ini dimulai dengan pembicaraan tentang makna dari perjalanan hidup. Penyair menegaskan bahwa langkah-langkah yang diambil dalam perjalanan hidup baru memiliki arti jika mereka mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri. Hal ini ditekankan dengan ungkapan "kalau dituju ke dalam diri" yang menyoroti pentingnya refleksi internal dalam menilai perjalanan hidup seseorang.
Tantangan dan Perubahan: Penyair menanggapi pandangan bahwa perubahan dalam kehidupan hanya akan meninggalkan jejak yang kabur dengan menunjukkan bahwa perubahan sebenarnya adalah bagian alami dari perjalanan hidup. Pergantian pakaian dan bulu digunakan sebagai metafora untuk perubahan dan adaptasi yang diperlukan dalam menghadapi tantangan baru.
Penderitaan dan Revolusi: Puisi ini mencerminkan penderitaan dan ketidakpastian yang terkait dengan periode revolusi. Penyair mengeksplorasi rasa sakit dan trauma yang dialami oleh individu selama periode revolusi, yang tercermin dalam penggunaan gambaran tentang tusukan taji dan jilatan api. Ini mencerminkan perjuangan dan penderitaan yang dialami oleh individu dalam menghadapi perubahan sosial dan politik yang besar.
Ketidakmampuan Kata-kata untuk Menyembuhkan: Penyair menegaskan bahwa kata-kata yang indah dan memukau tidak selalu cukup untuk menyembuhkan luka batin yang mendalam. Meskipun kata-kata tersebut bisa memberikan penghiburan sementara, mereka tidak mampu meresapi kedalaman luka yang dialami oleh individu. Hal ini menunjukkan kompleksitas pengalaman manusia dan bahwa ada batas atas kekuatan kata-kata dalam mengatasi penderitaan.
Puisi "Bias Perjalanan" karya A.A. Navis adalah sebuah karya sastra yang mendalam yang menggambarkan perjalanan hidup, tantangan, dan penderitaan. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang menggugah, penyair mengeksplorasi tema-tema universal tentang kehidupan manusia dan kompleksitasnya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti sejati dari perjalanan hidup dan bagaimana individu menghadapi tantangan dan penderitaan dalam prosesnya.
Puisi: Bias Perjalanan
Karya: A.A. Navis
Biodata A.A. Navis:
- A.A. Navis (Haji Ali Akbar Navis) lahir di Kampung Jawa, Padang Panjang, Sumatra Barat, pada tanggal 17 November 1924.
- A.A. Navis meninggal dunia di Padang, Sumatra Barat, pada tanggal 22 Maret 2003 (pada usia 78 tahun).
- A.A. Navis adalah salah satu sastrawan angkatan 1950–1960-an.
