Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Bila Nanti Tiba Juga Hariku (Karya Handrawan Nadesul)

Puisi: Bila Nanti Tiba Juga Hariku Karya: Handrawan Nadesul

Bila Nanti Tiba Juga Hariku

Sudi Kiranya Sesekali Ingat-Ingatlah Aku



Berkali-kali tak jemu aku
Menekuk-nekuk lipatan hidupku
Ingin terus mencari
Yang tak pernah bisa aku mengerti

Ingin bersembunyi aku tak tahu caranya
Ingin menjauh kian dekat kau taruh hidupku
Kau beri aku matahari
Menjadi bidadariku

Sekian lama sukmaku terlunta
Menghidupkan kembali awal kecilku
Dituntun langit
Kugendong umurku

Bukan sekali kurindu suara ibu
Yang bisa memaksa aku menangis
Pulang menunggu di kamar hari kecilku
Yang menyisa tinggal sekuntum wangi ibu

Kalau nanti hari semakin sunyi
Kepada siapa lagi aku bisa mengadu
Berjalan ada yang memegang tanganku
Kini kutahu hidup ternyata tak sederhana

Berapakah panjang cahaya
Mencapai serambimu
Yang kupunya hanya angin
Menyentuh saja ujung selendangmu

Seberapa rimbunkah ayat
Menuntunku di bawah pohonmu
Memasuki belantara cakrawala
Kala hidup tak sesunyi lagi rahim ibu

Bila datang petang menanti bintang
Runduk aku di khatulistiwamu
Membayangkan betapa besar
Mahligai penghias mahkota hidupku

Terpejam hidupku di antara daunmu
Setiap ingat akan tiba kurunku
Menyongsong liburan panjangku
Beribu pilu sembilu rinduku padamu.


2016

Sumber: Untukmu Aku Bernyanyi (2018)

Handrawan Nadesul
Puisi: Bila Nanti Tiba Juga Hariku
Karya: Handrawan Nadesul

Biodata Handrawan Nadesul:
  • Dr. Handrawan Nadesul (Gouw Han Goan) lahir pada tanggal 31 Desember 1948 di Karawang, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.